Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
21 April 2022 12:18
Kondisi papan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/2/2018). IHSG hari ini bergerak negatif karena respon sentimen anjloknya bursa saham Amerika hingga 4,15%. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan sesi I Kamis (21/4/2022) menyusul pelemahan imbal hasil (yield) surat utang di Amerika Serikat (AS) yang mengurangi risiko pembalikan modal asing.

Membuka perdagangan di angka 7.248,49 dan berakhir di zona hijau dengan apresiasi 0,5% atau 36,42 poin ke 7.263,78 pada pukul 11.30 WIB. Nilai perdagangan tercatat naik ke Rp. 9,5triliun dengan melibatkan lebih dari 12 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 jutaan kali.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG terpantau menghijau dari pembukaan perdagangan hingga menjelang penutupan sesi pertama. Sempat berada pada level tertinggi hariannya di angka 7.291,61 sekitar pukul 10:00 WIB sementara level terendah 7.245,72.

Mayoritas saham melemah yakni sebanyak 268 unit, sedangkan243 lain menguat dan 167 sisanya flat. Suntikan dana asing menjadi amunisi bagi IHSG untuk terus perkasa. Di sisi lain, investor asing mencetak pembelian bersih (net buy), senilai Rp 1,05 triliun.

Saham yang mereka buru yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai pembelian bersih masing masing sebesar Rp 249,5 miliar dan Rp 243,8 miliar. BMRI tercatat lompat 5,10% ke Rp 8.250/saham dan BBCA naik 2.61% ke 7.850/saham.

Sebaliknya, saham yang mereka jual terutama adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Timah Tbk (TINS) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 16,7 miliar dan 14,1 miliar. Keduanya berjalan beriringan di mana INCO anjlok 4.72% di Rp 8.075/saham sedangkan TINS surut 1,01% ke Rp 1.970/saham.

Dari sisi transaksi, saham perbankan BMRI dan BBCA meraja dengan total nilai perdagangan masing-masing senilai Rp 836,1 miliar dan Rp 493,9 miliar, diikuti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 231,1 miliar.

Jika dibandingkan perdagangan kemarin (19/4/2022), IHSG ditutup pada zona hijau 0,39% di level 7.227,36. Pergerakan IHSG cukup volatil dengan adanya inflow asing yang kencang. Asing mencetak net buy senilai Rp 1,04 triliun di pasar reguler.

Penguatan terjadi setelah imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun kemarin terpantau melemah, setelah sempat melonjak dan mencapai lebih dari 2,94%, menjadi level tertinggi sejak Desember 2018.

TurunnyayieldTreasury tenor 10 tahun terjadi di tengah pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022 dan 2023 oleh Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dan Bank Dunia (World Bank).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Market Focus: Risiko Inflasi RI Hingga THR dari Emiten

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular