Bos BI Pede Rupiah Tak Goyang Meski Dunia Guncang

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Selasa, 19/04/2022 15:34 WIB
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketidakpastian di pasar keuangan meningkat pasca meletusnya perang antara Rusia dan Ukraina dan normalisasi kebijakan moneter di beberapa negara maju. Meski ada keguncangan, nilai tukar rupiah tetap damai pada level sekarang.

"Stabilitas nilai tukar rupiah akan tetap terjaga," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Selasa (19/4/2022)


Rupiah sampai dengan 18 April 2022 tercatat depresiasi sekitar 0,70% dibandingkan dengan level akhir 2021, relatif lebih rendah dibandingkan depresiasi dari mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Thailand 0,77%, Malaysia 2,10%, dan Filipina 2,45%.

Hal ini dikarenakan pasokan valas domestik, aliran masuk modal asing, dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlangsung

"Kondisi pembayaran surplus, CAD rendah, dan PMA yang besar. Secara fundamental menopang stabilitas nilai tukar rupiah," terang Perry.

Defisit transaksi berjalan triwulan I 2022 diprakirakan tetap rendah, didukung surplus neraca perdagangan sebesar 9,3 miliar dolar AS.

Sementara itu, aliran modal asing dalam bentuk investasi portofolio yang sempat tertahan pada triwulan I 2022 dengan net outflows sebesar 1,8 miliar dolar AS, kembali mencatat net inflows pada awal triwulan II 2022 yaitu sebesar 0,8 miliar dolar AS (hingga 14 April 2022).

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2022 tercatat sebesar 139,1 miliar dolar AS setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Ke depan, tingginya harga komoditas global diprakirakan akan menopang peningkatan nilai ekspor untuk tahun 2022 sehingga defisit transaksi berjalan diprakirakan akan lebih rendah, yaitu menjadi 0,5% - 1,3% dari PDB, menurun dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 1,1% - 1,9% dari PDB," kata Perry.


(cap/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BI & The Fed Tahan Suku Bunga, IHSG Melemah Lebih Dari 1%