Kembangkan Diaspora RI, BNI Andalkan Jaringan Internasional
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam mengeksplorasi peluang untuk bisnis perdagangan internasional. Sebagai mitra perbankan global, BNI menetapkan lima target segmen untuk bisnis internasionalnya, salah satunya adalah diaspora.
Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan mengatakan selain diaspora, segmen lain yang menjadi target BNI untuk bisnis internasional adalah UMKM, komersil, korporasi dan anak perusahaan Indonesia, perusahaan multi nasional global dan regional, serta institusi keuangan, dan investor.
"BNI melalui jaringan internasional di luar negeri melakukan upaya-upaya strategis agar koneksi perdagangan internasional dapat terwujud melalui penyediaan produk-produk dan layanan baik banking maupun beyond banking," kata Henry dalam keterangan tertulis, Senin (18/4/2022).
Dia melanjutkan melalui produk dan layanan tersebut, BNI akan membawa nasabahnya go global, baik mengajak perusahaan-perusahaan Indonesia ekspansi ke luar negeri maupun mengekspor lebih banyak produk Indonesia.
Adapun sepanjang 2021 BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 2,49 triliun melalui program Xpora. Dia menegaskan BNI terus berupaya mendorong perusahaan dan UMKM untuk menjual produknya ke luar negeri.
Henry menyampaikan melalui Xpora, BNI akan membantu UMKM dan eksportir memperluas pasar di luar negeri. Keberadaan kantor cabang luar negeri BNI dioptimalkan untuk mencari buyer, terutama dari diaspora Indonesia yang ada di negara masing-masing.
Kemudian BNI secara reguler mempertemukan eksportir dan importir tersebut melalui business matching. Tentunya keberadaan BNI akan menambah keyakinan kedua belah pihak untuk merealisasikan transaksinya.
"Khusus di Hong Kong, model bisnis ini sudah berjalan dengan cukup baik, dan sudah banyak deal-deal yang terjadi antara debitur di KCLN Hong Kong selaku importir yang membeli produk dari nasabah binaan BNI di dalam negeri," ujar dia.
Sementara itu, Konsul Bidang Ekonomi KJRI Hong Kong Slamet Noegroho mengatakan dalam situasi global saat ini, terutama kondisi pandemi Covid-19 dan geopolitik yang memanas, berpotensi mempengaruhi arus perdagangan dunia. Namun pada 2020-2021, situasi global tersebut tidak terlalu mempengaruhi perdagangan bilateral Indonesia dengan dunia internasional.
"Bahkan pada tahun lalu, Indonesia mencatat surplus perdagangan tertinggi sejak 2006 yaitu US$ 35,34 miliar, sementara total ekspor kita US$ 231,5 miliar ttumbuh 41,88 % dibandingkan 2020. Untuk Indonesia dan Hong Kong, tercatat total perdagangan pada 2021 mencapai 40,02 miliar HKD atau naik 25% dibandingkan pada 2020 senilai 31,88 miliar HKD. Untuk investasi, Hong Kong bahkan menduduki posisi terbesar kedua investasi asing di Indonesia senilai US$ 4,6 miliar, naik 30,4 % dibandingkan 2020," papar Slamet.
(rah/rah)