Awali Pekan, IHSG Berakhir Menguat 0,4% di Penutupan Sesi 1
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan dengan menguat pada penutupan perdagangan sesi I Senin (18/4/2022). Dibuka di 7.245,504, IHSG berakhir di zona hijau dengan apresiasi 0,39% (+28,43 poin) ke 7.263,961 pada pukul 11.30 WIB.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menyentuh level tertinggi hariannya di angka 7.276,706 sekitar pukul 09:30-an. Selanjutnya pada pukul 10.30 an indeks saham tercatat turun tipis di angka 7.243,361 yang menjadi level terendah hariannya.
Mayoritas saham hari ini menguat yakni sebanyak 265 unit, sedangkan247 lain melemah dan 169 sisanya flat. Nilai perdagangan tercatat naik ke level Rp 8,199 triliun dengan melibatkan lebih dari 14 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 903 ribuan kali. Investor asing hari ini mencetak pembelian bersih (net buy), senilai Rp 215,40 miliar.
Saham yang mereka buru hari ini yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT Astra International Tbk (ASII) dengan nilai pembelian bersih masing masing sebesar Rp 101,4 miliar dan Rp 78,3 miliar. TLKM tercatat naik 0,64% ke Rp 4.710/saham dan ASII lompat 1,45% ke Rp 6.975/saham.
Sebaliknya, saham yang dijual terutama adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 81 miliar dan 62,2 miliar. Kedua saham bank ini beriringan ke zona merah, di mana BBCA turun tipis di harga Rp 7.700/saham sedangkan BMRI surut 0,98% Rp 7.600/saham.
Dari sisi transaksi, saham TLKM dan ASII meraja dengan total nilai perdagangan masing-masing senilai Rp 233,3 miliar dan Rp 142,4 miliar, diikuti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 172,6 miliar.
Jika dibandingkan perdagangan minggu lalu, IHSG ditutup melemah 0,38% di level 7.235,5 pada Kamis (14/4/2022). Pergerakan IHSG tercatat menguat 0,34% secarapoint-to-pointpada pekan lalu.Meski terkoreksi di akhir perdagangan pekan lalu, IHSG masih membukukan apresiasi 1,52% di sepanjang pekan.
Sentimen di pasar masih akan seputar rilisearningsdari emiten-emiten saham di AS untuk kuartal I tahun 2022. Namun, pelaku pasar masih melihat bahwa sentimen pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan oleh the Fed masih akan dominan dan membuat pasar terus bergerak volatil.
Dari dalam negeri, para investor masih mencermati rilis data perdagangan internasional untuk bulan Maret. Konsensus pasar yang dihimpun Trading Economics memperkirakan ekspor Indonesia bulan lalu naik 28,83% year on year (yoy) dan impor naik 18,3% yoy yang membuat surplus neraca dagang sebesar US$ 2,89 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags)