
Yield SBN Kembali Naik, Tenor 1 Tahun Naik Hingga 265,8 bp!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup melemah pada perdagangan Kamis (14/4/2022), di tengah harapan investor bahwa inflasi Amerika Serikat (AS) sudah mencapai puncaknya.
Mayoritas investor cenderung melepas SBN pada hari ini, di tandai dengan naiknya imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor SBN. Hanya SBN tenor 25 tahun yang yield-nya cenderung stagnan di level 7,357%.
Adapun untuk yield SBN berjangka pendek yakni tenor 1 tahun naik signifikan sebesar 265,8 basis poin (bp) ke level 5,372%, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Rabu kemarin di level 2,714%.
Sementara untuk yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara kembali menguat 0,5 bp ke level 6,922%. Yield SBN tenor 10 tahun semakin mendekati kisaran level 7%.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Sementara itu dari AS, yield obligasi pemerintah (US Treasury) tenor 10 tahun cenderung menguat pada perdagangan Kamis pagi waktu AS, setelah rilis data inflasi periode Maret 2022 yang kembali melonjak.
Berdasarkan data dari CNBC International pada pukul 06:30 waktu AS, yield Treasury tenor 10 tahun menguat 1,1 bp ke level 2,7%, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Rabu kemarin di level 2,689%.
Sebelumnya pada Selasa lalu waktu AS, Departemen Ketenagakerjaan AS melaporkan laju inflasi dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) pada Maret 2022 mencapai 8,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Angka ini lebih tinggi dari konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 8,4% sekaligus jadi rekor tertinggi sejak Desember 1981.
Sedangkan inflasi dari sisi produsen (Producer Price Index/PPI) AS pada Maret lalu melompat 11,2% secara tahunan (yoy).
Data IHK dan PPI AS yang naik semakin memperkuat keyakinan pasar bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bakal mendongkrak suku bunga acuan lebih cepat.
Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan The Fed bakal mendongkrak Federal Funds Rate sebanyak 2,5 poin persentase pada tahun ini. Jika terwujud, maka akan menjadi yang pertama sejak 1994.
Meski begitu, ada spekulasi bahwa inflasi Negeri Paman Sam sudah mencapai titik tertingginya dan berangsur bakal melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi