
Bedah Kinerja Saham Emiten TV Tahun Ini, Siapa Juaranya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi digital Indonesia tumbuh dengan pesat yang mana konsumen kini dimanjakan dengan adanya pilihan tak terbatas untuk memperoleh konten hiburan audio visual.
Sebelum datangnya era internet, pilihan masyarakat sangat terbatas dengan stasiun televisi mengambil porsi jumbo akan konsumsi konten audio visual.
Saat ini televisi memperoleh persaingan ketat dari kanan dan kiri mulai dari platform konten video gratis seperti YouTube, platform langganan konten video premium berbayar baik dari luar negeri seperti Netflix dan Viu atau dalam negeri seperti Vidio.
Selain itu pangsa pasar televisi juga dapat digerus oleh penyedia layanan video di sosial media seperti TikTok dan Instagram.
Kinerja keuangan
Meski dengan banyaknya tantangan tersebut, dua emiten TV yang telah menyampaikan laporan keuangan setahun penuh untuk 2021 malah mencetak kenaikan pendapatan dan laba bersih.
Pendapatan induk stasiun televisi SCTV milik taipan Eddy Kusnadi Sariaatmadja, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) tumbuh 16,25% secara tahunan menjadi Rp 5,93 triliun. Adapun laba bersihnya juga terdongkrak 17,3% menjadi Rp 1,35 triliun.
Sementara itu emiten media milik pengusaha Hary Tanoesoedibjo PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), induk dari RCTI, membukukan kenaikan laba bersih 36,04% secara tahunan (year on yeay/yoy) menjadi Rp 2,38 triliun pada tahun 2021. Pendapatan bersih konsolidasian juga tumbuh 20,93% menjadi Rp 9,62 triliun.
Sementara itu tiga emiten TV lain yaitu Intermedia Capital (MDIA) pengendali ANTV, Visi Media Asia (VIVA) pengendali TV One dan Net Visi Media (NETV) induk dari NET TV masih belum mengungkapkan kinerja keuangan setahun penuh.
Kinerja saham
Dari sisi kinerja saham di bursa, emiten yang baru melantai yakni NETV mencatatkan kinerja terbaik sejak awal tahun 2022 ini. Hal ini tentu didorong oleh antusiasme investor terhadap potensi dari saham-saham yang relatif baru di pasar modal.
Pada perdagangan Kamis (14/4) saham NETV ditutup di level Rp 380/saham, artinya harganya sudah meningkat 93,87% dari harga penawaran perdana yang dipatok sebesar Rp 196/saham. Saat ini kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 8,91 triliun.
Selanjutnya ada MNCN yang sejak awal tahun ini sahamnya telah naik 11,67% dengan kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 15,13 triliun.
Meski belum melaporkan kinerja keuangan tahunan, saham MDIA milik Grup Bakrie tercatat mampu tumbuh 6,00% dengan kapitalisasi pasar Rp 2,08 triliun.
Sementara emiten satunya yang masih tergabung di grup yang sama, VIVA, masih 'tidur pulas' di level Rp 50/saham. Saham VIVA tercatat tidak mengalami pergerakan berarti dalam enam bulan terakhir.
Terakhir adalah emiten yang tergabung dalam Grup Emtek yang malah terkoreksi meskipun kinerja pendapatan dan labanya meningkat sepanjang tahun lalu. Harga saham SCMA sejak awal 2022 tertekan hingga 18,40% dengan nilai kapitalisasi pasar menyusut menjadi Rp 19,68 triliun.
![]() Kinerja saham emiten TV tahun 2022 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Debut Perdana, Saham NETV Mentok ARA 35%!