Dicekam Inflasi, IHSG Berayun ke Zona Merah di Closing Sesi 1
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbanting ke zona merah pada penutupan perdagangan sesi pertama Kamis (14/4/2022), di tengah kekhawatiran seputar kenaikan inflasi di dalam negeri yang terus mengancam.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, indeks acuan utama bursa nasional tersebut berakhir melemah 23 poin (-0,32%) ke 7.239,773 pada penutupan sesi pertama. Sebanyak 274 saham melemah, 231 lain menguat, dan 164 sisanya flat.
Dibuka naik hanya 0,04% ke 7.265,32, IHSG berayun ke zona merah sehingga level 7.282,906 yang diraih pada pukul 09:00 WIB menjadi rekor tertinggi hariannya. Adapun level terendahnya diraih di level 7.236,497 beberapa menit jalang penutupan sesi pertama.
Nilai perdagangan susut menjadi Rp 9,34 triliunan dengan melibatkan 16 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 963 ribuan kali. Investor asing masih setia mencetak pembelian bersih (net buy), kali ini senilai Rp 403,58 miliar di pasar reguler.
Saham yang mereka buru terutama PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 184,8 miliar dan Rp 56,3 miliar. Keduanya bergerak berbeda arah, di mana TLKM turun 0,21% ke Rp 4.680 sementara INCO melesat 7,41% ke Rp 7.975/saham.
Sebaliknya, saham yang mereka lego adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 91,2 miliar dan Rp 40,8 miliar. Keduanya kompak melemah, di mana BBCA turun 0,98% ke Rp 7.725 sementara BMRI surut 0,32% ke Rp 7.700/unit.
Transaksi terbesar dibukukan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan nilai perdagangan masing-masing sebesar Rp 1 triliun dan Rp 397,4 miliar. BBCA menyusul dengan total nilai perdagangan Rp 364,5 miliar.
Pasar mengkhawatirkan risiko percepatan laju inflasi domestik setelah pemerintah membuka wacana untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite, minyak diesel alias Solar, hingga gas Elpiji ukuran 3 kilogram (kg).
Meski Gubernur Perry Warjiyo menyebut BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan 3,5%, terendah dalam sejarah, sampai tanda-tanda kenaikan inflasi benar-benar terasa. Hingga Maret 2022, inflasi masih di bawah 3% secara tahunan, masih di kisaran target BI 2-4%.
Namun jika harga Pertalite dan Elpiji 3 kg benar-benar naik, maka bisa dipastikan inflasi akan menembus di atas 4%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)