Simak Kabar Kripto, Bitcoin cs Rebound! Inflasi AS Diabaikan?

chd, CNBC Indonesia
13 April 2022 09:51
Ilustrasi/ Bitcoin/Aristya Rahadian
Foto: Ilustrasi/ Bitcoin

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas kripto utama berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan Rabu (13/4/2022), di tengah meningginya inflasi Amerika Serikat (AS) pada periode Maret 2022.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, hanya koin digital (token) berjenis stablecoin Tether yang masih cenderung melemah pada hari ini.

Sedangkan sisanya berhasil rebound. Bitcoin menguat 0,86% ke level harga US$ 39.891,45/koin atau setara dengan Rp 572.442.308/koin, Ethereum melesat 1,84% ke level US$ 3.028,6/koin atau Rp 43.460.410/koin.

Sementara untuk token alternatif (altcoin) lainnya seperti XRP melonjak 2,19% ke US$ 0,7166/koin (Rp 10.283/koin), Solana melompat 3,32% ke US$ 103,25/koin (Rp 1.481.638/koin), Cardano bertambah 1,84% ke US$ 0,9499/koin (Rp 13.631/koin), Terra terapresiasi 1,07% ke US$ 83,75/koin (Rp 1.201.813/koin), dan Avalanche melaju 1,79% ke US$ 76,76/koin (Rp 1.101.506/koin).

Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.

Kripto

Sebagian besar kripto mulai cenderung stabil pada perdagangan hari ini, setelah sempat terkoreksi dalam beberapa hari terakhir karena investor cenderung berhati-hati di tengah masih tingginya inflasi Amerika Serikat (AS) dan potensi sikap bank sentral AS yang lebih agresif dalam menentukan kebijakan moneternya.

Koreksinya kripto dalam beberapa hari terakhir juga terjadi di tengah ketakpastian kondisi makroekonomi global dan konflik geopolitik Rusia-Ukraina-Negara Barat yang membuat para trader gelisah.

Kombinasi perang, kenaikan suku bunga, inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat telah menyebabkan investor mengurangi eksposur mereka terhadap aset berisiko, seperti saham dan kripto.

Di lain sisi, sebagian besar kripto alternatif (altcoin) kembali mengungguli Bitcoin pada pagi hari ini, setelah sempat menjadi yang paling parah koreksinya dari Bitcoin.

Hal ini menunjukkan selera risiko investor mulai naik kembali, meskipun mereka masih cenderung berhati-hari karena kondisi global yang belum menentu.

Sebelumnya, Departemen Ketenagakerjaan AS pada Selasa pagi waktu AS atau Selasa malam waktu Indonesia melaporkan laju inflasi pada Maret 2022 mencapai 8,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Angka ini lebih tinggi dari konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 8,4% sekaligus jadi rekor tertinggi sejak Desember 1981.

"Mengembalikan inflasi ke target 2% adalah tugas paling penting bagi bank sentral. Soal secepat apa kenaikan suku bunga acuan, saya tidak ingin fokus pada hal itu," kata Lael Brainard, Gubernur bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), dalam wawancara bersama Wall Street Journal, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Pasar memandang komentar Brainard ini sebagai sesuatu yang agresif atau hawkish. The Fed sepertinya akan serius untuk memerangi inflasi AS yang masih meninggi dan terus berupaya untuk meredamnya.

"Pernyataan Brainard lebih hawkish dari perkiraan pasar. Brainard memberi pernyataan tanpa naskah, yang artinya lebih tegas. The Fed tidak akan santai, mereka akan bergerak cepat," kata Paul Nolte, Porfolio Manager di Kingsview Asset Management yang berbasis di Chicago, seperti dikutip dari Reuters.

Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan The Fed bakal mendongkrak Federal Funds Rate sebanyak 2,5 poin persentase pada tahun ini. Jika terwujud, maka akan menjadi yang pertama sejak 1994.

Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed ini membuat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS ikut terkerek dan bertahan di level tinggi.

Pada hari ini pukul 04:20 WIB, yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) berada di 2,727%, meski pada perdagangan Selasa sore sekitar pukul 16:16 WIB sempat menyentuh kisaran level 2,8%.

Kenaikan yield membuat pasar surat utang pemerintah Negeri Adidaya menjadi sangat 'seksi'. Akibatnya, arus dana yang mengalir ke aset berisiko seperti pasar saham dan pasar kripto menjadi seret.

Meski begitu, ada spekulasi bahwa inflasi Negeri Paman Sam sudah mencapai titik tertingginya dan berangsur bakal melemah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Crypto Crash! Bitcoin Cs Babak Belur, Ada Apa Ini?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular