Minyak Rusia Bak Lagu Kahitna: Kau Tak Akan Terganti...

Aulia Mutiara, CNBC Indonesia
12 April 2022 14:07
Presiden Rusia Putin (AP)
Foto: Presiden Rusia Putin (AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Delegasi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) mengadakan pertemuan dengan pejabat Uni Eropa (UE) pada Senin, (11/4/2022). Rapat ini membahas antisipasi guncangan yang diciptakan Rusia terhadap pasokan minyak dunia.

Dilansir dari Reuters, pertemuan membicarakan konsekuensi terburuk dari pasokan minyak dunia saat krisis perang Rusia vs Ukraina tak kunjung berakhir. Pejabat Uni Eropa mengadakan pembicaraan di Wina dengan perwakilan OPEC di tengah seruan untuk meningkatkan produksi, dan saat Uni Eropa mempertimbangkan kemungkinan sanksi terhadap minyak Rusia.

Seperti yang telah diketahui, bahwa Rusia merupakan negara terbesar ke-2 penghasil minyak dunia. Menurut data British Petroleum (BP) Statistical Review of World Energy 2021, negara produsen minyak bumi terbesar saat ini adalah Amerika Serikat (AS) yang tercatat memproduksi 712,7 juta ton minyak atau 17% dari total produksi global tahun 2020.

Di bawah AS ada Rusia, yang tercatat memproduksi 524,4 juta ton minyak atau 12,6% dari total produksi global pada 2020.

crudeSumber: BP

Rusia memiliki peran penting di industri minyak mentah dunia. Maka, apabila boikot terhadap minyak asal negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin ini jadi diberlakukan, dapat dipastikan harga minyak mentah dunia semakin meroket. Saat ini saja, harga minyak dunia menembus angka US$ 120 per barel.

"Kami berpotensi melihat hilangnya lebih dari 7 juta barel per hari (bph) minyak Rusia dan ekspor cairan lainnya, akibat sanksi saat ini dan di masa depan atau tindakan sukarela lainnya" Kata Sekretaris Jeneral OPEC Mohammad Barkindo, menurut salinan pidatonya dilihat oleh Reuters.

Dalam pertemuan tersebut OPEC mempertimbangkan prospek permintaan minyak saat ini. Kondisi dirasa sangat sulit karena tidak mungkin mengganti kehilangan dalam volume yang cukup besar.

Uni Eropa mengulangi seruannya dalam pertemuan untuk negara-negara penghasil minyak untuk melihat apakah mereka dapat meningkatkan pengiriman guna membantu mendinginkan harga minyak yang melonjak, kata seorang pejabat Komisi Eropa kepada Reuters.

Perwakilan Uni Eropa juga menunjukkan, OPEC memiliki tanggung jawab memastikan pasar minyak yang seimbang, kata pejabat Komisi Eropa. Namun, OPEC telah menolak seruan Amerika Serikat (AS) serta Badan Energi Internasional untuk memompa lebih banyak minyak mentah untuk 'mendinginkan' harga.

Barkindo menegaskan bahwa pasar yang sangat bergejolak saat ini akibat "faktor non-fundamental" di mana hal ini diluar kendali OPEC. Pernyataan ini memberikan makna bahwa mereka tidak akan memompa minyak lebih banyak.

Namun, OPEC , yang terdiri dari OPEC dan produsen lain termasuk Rusia, akan meningkatkan produksi sekitar 432.000 barel per hari pada Mei, sebagai bagian dari pengurangan bertahap yang dilakukan selama pandemi Covid-19.

Sejauh ini, dalam pertemuan itu minyak Rusia dikecualikan dari sanksi Uni Eropa. Namun, setelah blok 27 negara itu sepakat untuk memberikan sanksi kepada batu bara Rusia, di mana memang yang menjadi target utama adalah pasokan energi, mungkin minyak akan menjadi target berikutnya.

Komisi Eropa sedang menyusun proposal untuk embargo minyak di Rusia. Menteri luar negeri Irlandia, Lithuania, dan Belanda mengatakan hal itu dalam pertemuan di Luksemburg.

Meskipun tidak ada kesepakatan untuk melarang minyak mentah Rusia, Negara seperti Australia, Kanada dan Amerika Serikat, yang kurang bergantung pada pasokan Rusia daripada Eropa, telah melarang pembelian minyak dari Rusia.

Jika sanksi diberlakukan, negara-negara Uni Eropa akan terpecah. Sebagian berpikir apakah akan mengikutinya, mengingat ketergantungan mereka yang tinggi.

Ada dampak juga bagi Indonesia. Patut berhati-hati apabila boikot minyak Rusia terjadi, hal ini dapat membuat harga minyak mentah melambung tinggi dan dapat mempengaruhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia. Terlebih, Indonesia masih melakukan subsidi minyak tanah, BBM, dan LPG kepada masyarakatnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular