Sudah Terpilih, Selamat Bekerja Mahendra cs DK OJK 2022-2027
Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui Komisi XI merampungkan uji kelayakan dan kepatutan atau Fit & Proper Test calon Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selama dua hari, para calon bos OJK ini berkesempatan memaparkan visi dan misinya dan telah dilakukan pendalaman-pendalaman.
Hasilnya telah diambil juga oleh Komisi XI.
"Telah disepakati secara mufakat Dewan Komisioner OJK periode 2022-2027," kata Kahar Muzakir, Ketua Komisi XI DPR RI, Kamis (7/4/2022).
Berikut Dewan Komisioner OJK periode 2022-2027
> Ketua merangkap anggota : Mahendra Siregar
> Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota : Mirza Adityaswara
> Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota : Dian Ediana Rae
> Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota : Inarno Djajadi
> Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota : Ogi Prastomiyono
> Ketua Dewan Audit merangkap anggota : Sophia Issabella Wattimena
> Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen : Friderica Widyasari Dewi
"Itulah bapak ibu dan saudara-saudara kesepakatan kami berdasarkan musyawarah mufakat pada hari ini," tutup Kahar sambil mengetuk palu.
Mahendra Siregar
Sosok Mahendra memang tak asing lagi bagi publik. Berdasarkan situs resmi Kementerian Luar Negeri, Mahendra diangkat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia pada tanggal 25 Oktober 2019.
Sebelumnya pada awal April 2019, Duta Besar Siregar menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden AS sebagai sebagai Duta Besar Indonesia ke-19 untuk negara tersebut.
Mahendra juga pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif Dewan Negara-negara Penghasil Minyak Sawit / Council for Palm Oil Producing Countries (CPOPC).
Sebelumnya, beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Wakil Menteri Keuangan, Wakil Menteri Perdagangan, Ketua dan CEO Indonesia Exim Bank dan Wakil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Beliau merupakan mantan anggota dewan komisaris pada beberapa perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan, pertambangan, manufaktur, teknologi, barang konsumen dan infrastruktur.
Mahendra Siregar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia di tahun 1986, dan menerima gelar Master Ekonomi dari Monash University, Australia di tahun 1991.
Ogi Prastomiyono, Bos OJK yang Bakal Awasi Jiwasraya Cs
Ogi Prastomiyono terpilih menjadi Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Jasa Keuangan Lainnya merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK).
Ogi, mengawali karier di Bank Ekspor Impor (Exim) sejak 1986. Kemudian pernah menjabat sebagai Direktur di Bank Syariah Mandiri selama dua tahun dan Direktur di Bank Mandiri selama sepuluh tahun.
Pada 2018 ia mendapat penugasan dari pemerintah atau pemegang saham utama untuk menjadi Direktur Layanan Strategis di PT Inalum, atau yang saat ini telah menjadi anggota MIND ID BUMN holding industri pertambangan.
Dalam lebih dari 30 tahun berkarier, Ogi mengaku memiliki pengalaman yang cukup beragam, mulai dari memimpin berbagai transformasi, reformasi, konsolidasi, integrasi, hingga harmonisasi perusahaan.
"Saya optimis dapat memberikan nilai tambah kepada OJK, membangun organisasi berkinerja unggul dan mewujudkan fungsi OJK yang lebih efektif," tandasnya saat memberi paparan pada fit and proper test Rabu (6/4/2022).
Optimisme itu berasal dari pengalaman Ogi di berbagai bidang, mulai dari perkreditan, treasury, asset liability management, corporate plan and strategy, operasional perbankan, compliance, internal audit, hingga pelaksanaan transformasi perusahaan dan pengembangan sumber daya manusia.
Ogi membeberkan bahwa dirinya melamar untuk dua posisi yaitu Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan dan Ketua Dewan Audit. Dia juga sempat mengikuti seleksi DK OJK periode 2012-2017. Pencapaian terbaik namanya sampai ke Presiden atau masuk 21 besar.
Jadi Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK, Siapa Inarno Djajadi?
Inarno Djajadi adalah Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia yang menjabat sejak 29 Juni 2018 - sekarang. Dia sudah berkarir di bidang pasar modal sejak 1991.
Laman resmi BEI menyebut, Inarno sempat menjadi Treasury Officer di PT Aspac Uppindo Sekuritas (1989-1991), Direktur PT Aspac Uppindo Sekuritas (1991-1997), Direktur PT Mitra Duta Sekuritas (1997-1999), Direktur PT Widari Sekuritas (1999-1999), dan Direktur Utama PT Madani Sekuritas (2000-2003).
Kemudian, dia pernah menjadi Direktur Utama dan Komisaris serta Komisaris Utama PT KPEI pada 2003 - 2016, Komisaris Utama PT Maybank Kim Eng Securities (2013-2014), Komisaris Utama PT CIMB Niaga Securities (2014-2017), serta Komisaris BEI (2017-2018).
Pria kelahiran Yogyakarta, 31 Desember 1962 ini meraih gelar sarjana ekonomi di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1981 silam.
Dia pernah menjadi anggota Ikatan Pialang Efek Indonesia (IPEI) (1992-1994), anggota Dewan Pengawas Profesi Pasar Modal Indonesia (2017-2020), dan saat ini menjabat sebagai Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Jakarta Raya (ISEI Jaya) sejak 2020.
Saat fit and proper test di depan DPR, Inarno menyampaikan sejumlah tantangan pengembangan pasar modal dan rencana strategis 2022-2027 seandainya dia terpilih nanti sebagai DK OJK Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal.
"Tantangan pengembangan pasar modal, tantangan jangka pendek, upaya exit policy sebagai rangkaian pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19," ujarnya.
Sedangkan tantangan jangka menengah dan panjang di OJK secara umum, pertama adalah rendahnya literasi keuangan nasional, khususnya pemahaman masyarakat terhadap produk dan jasa di bidang pasar modal.
"Pasar modal untuk literasinya masih di bawah perbankan, sektor-sektor yang lain, inklusinya masih lebih rendah dari sektor lain, ini challenge ke depan," jelasnya.
Untuk meningkatkan edukasi dan literasi keuangan masyarakat, saat ini sudah ada 9 kantor regional OJK, 37 kantor OJK, sedangkan BEI sudah punya 30 kantor perwakilan dan 629 galeri investasi di berbagai kampus di Indonesia.
Kedua, rendahnya tingkat pertumbuhan penyaluran kredit perbankan. Ketiga, belum optimalnya peran pembiayaan dari pasar modal.
Keempat, kurangnya jangkauan produk dan layanan sektor jasa keuangan khususnya di UMKM. Kelima, masih lambatnya respons kebijakan atas fenomena
perkembangan ekonomi digital maupun ekonomi hijau.
Untuk menghadapi sejumlah tantangan tersebut, Inarno menyiapkan sejumlah rencana strategis dalam paparannya yang diberi judul "Building Trust & Optimism".
"Ini perlu 5 pilar dan perlu pondasi yang cukup kuat pondasinya adalah transformasi kelembagaan OJK, adalah peningkatan process, productivity dan governance. Tentu ini perlu juga didukung oleh sinergi dan koordinasi dari kelembagaan," jelasnya.
Selanjutnya, Inarno juga memaparkan sejumlah rencana pengembangan pasar modal 2022-2027:
1. Pengaturan untuk mengakselerasi pendalaman pasar melalui keberadaan variasi produk dan layanan jasa sektor keuangan yang efisien
2. Meningkatkan akselerasi program yang berkaitan dengan ekonomi hijau
3. Penguatan kerangka kebijakan untuk meningkatkan peran pelaku industri dalam pengembangan sektor keuangan yang sejalan dengan best practice dan market conduct
4. Meningkatkan serangkaian upaya dalam rangka perlindungan investor
5. Memperkuat kerangka kebijakan layanan keuangan digital untuk penguatan kredibilitas sektor keuangan dan peningkatan kepercayaan masyarakat.
(vap/vap)