
10 Saham Gainers & Loosers Saat IHSG Menyudahi Tren Rekor

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu (6/4/2022) kemarin, di tengah munculnya kekhawatiran akan resesi yang akan timbul di Amerika Serikat (AS).
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,62% ke level 7.104,216. IHSG nyaris menyentuh level psikologis 7.000 pada perdagangan kemarin.
Nilai transaksi indeks kemarin mencapai Rp 15,9 triliun dengan melibatkan 27 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,5 juta kali.
Investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 708,45 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 418,68 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 289,77 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Di tengah koreksinya IHSG pada perdagangan kemarin, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Rabu kemarin.
![]() |
Di posisi pertama kembali diduduki oleh saham yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin lalu, yakni saham penyedia dunia metaverse, PT WIR ASIA Tbk (WIRG). Saham WIRG sendiri ditutup melonjak 24,82% ke level harga Rp 352/saham pada perdagangan kemarin.
Dalam tiga hari sejak debut perdananya, saham WIRG telah melesat hingga 109,5%. Adapun harga awal saham WIRG berada di Rp 168/saham.
Nilai transaksi saham WIRG pada perdagangan kemarin mencapai Rp 5,46 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 15,5 juta lembar saham. Investor asing membeli saham WIRG sebesar Rp 2,95 miliar di pasar tunai dan negosiasi. Tetapi di pasar reguler, asing mulai melepas saham WIRG sebanyak Rp 485,09 juta.
Saham IPO pada awal-awal perdagangan memang cenderung akan melesat dan menyentuh level auto rejection atas (ARA) beberapa kali seiring tingginya minat terhadap saham baru.
Sebelumnya, WIR Group melepas 2,33 miliar saham baru atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO serta 233,7 juta saham tambahan karena terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat.
"Tingginya minat terhadap saham perdana WIR Group yang tercermin dari banyaknya pemesanan yang diterima menunjukkan kepercayaan pasar terhadap fundamental dan prospek perusahaan. Sebagai perusahaan teknologi, kami akan melanjutkan kepercayaan tersebut dengan terus mengembangkan inovasi guna memberikan solusi teknologi bagi beragam sektor agar dapat menghadapi tantangan di era digital tanpa batas ini," kata Michel Budi Wirjatmo, Direktur Utama PT WIR ASIA Tbk dalam siaran pers, Senin (4/4/2022).
Di lain sisi, perseroan menargetkan kinerja tahun 2022 bisa melampaui performa tahun-tahun sebelumnya. Michel mengatakan pada tahun 2022, WIR Group akan berfokus pada penyediaan jasa teknologi berbasis augmented reality (AR) dengan menggabungkan teknologi virtual reality (VR), artificial intelligence (AI), internet of things (IoT), dan teknologi pendukung lainnya.
Sedangkan di posisi kedua terdapat saham emiten konstruksi dan properti yakni PT Binakarya Jaya Abadi Tbk (BIKA), yang harganya melesat 24,76% ke posisi harga Rp 262/saham.
Nilai transaksi saham BIKA kemarin mencapai Rp 612,69 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 2,37 juta lembar saham.
Selanjutnya di posisi ketiga terdapat saham emiten penjualan dan distributor alat berat yakni PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) yang melompat 20,25% ke level Rp 380/saham.
Nilai transaksi saham KOBX kemarin mencapai Rp 26,89 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 73,7 juta lembar saham. Investor asing melepas saham KOBX sebesar Rp 69,7 juta di pasar reguler.
Sebelumnya, perseroan berhasil mencatatkan kinerja yang positif pada tahun 2021. Berdasarkan laporan keuangan tahunan audited perseroan, Kobexindo membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 13,52 juta di tahun 2021, di mana pada tahun 2020, perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 10,46 juta.
Hal ini karena naiknya pendapatan bersih perseroan pada tahun 2021, di mana kenaikannya mencapai 134,1% menjadi US$ 119,32 juta, dari sebelumnya pada tahun 2020 sebesar US$ 50,96 juta.
Sementara itu, saham emiten pertambangan mineral anak usaha dari PT Bumi Resources Tbk dan masuk ke dalam Grup Bakrie, yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) juga menjadi salah satu saham top gainers kemarin. Saham BRMS sendiri ditutup terapresiasi 11,11% ke level Rp 240/saham.
Seiring koreksinya IHSG pada perdagangan Rabu kemarin, deretan saham ini menjadi top losers . Berikut sepuluh saham yang menjadi top losers pada perdagangan Rabu kemarin.
![]() |
Di posisi pertama terdapat saham emiten perdagangan besar berbagai barang dan perlengkapan rumah tangga yakni PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV). Saham MGLV sendiri ditutup ambles 7,22% ke level harga Rp 180/saham pada perdagangan kemarin.
Nilai transaksi saham MGLV pada perdagangan kemarin mencapai Rp 4,51 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan hanya sebanyak 25 ribu lembar saham.
Belum diketahui mengapa saham MGLV menjadi saham top losers pertama pada perdagangan kemarin.
Sedangkan dari saham top losers di posisi kedua, terdapat saham emiten jasa penyedia layanan pos dan giro dengan nama dagang "Garuda Express Delivery" yakni PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA) yang harganya ambles 6,99% ke level harga Rp 865/saham.
Nilai transaksi saham TNCA kemarin mencapai Rp 7,67 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 8,65 juta lembar saham. Investor asing melakukan pembelian bersih sebesar Rp 292,39 juta di pasar reguler.
Selanjutnya di posisi kedua terdapat saham emiten penyedia dan penyewaan menara telekomunikasi (Base Transceiver Station/BTS) yakni PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), yang harganya ambrol 6,99% ke posisi harga Rp 40.925/saham.
Nilai transaksi saham SUPR kemarin mencapai Rp 4,09 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sangat kecil yakni hanya sebanyak 100 lembar saham.
Hingga kemarin, saham SUPR masih mendapatkan notasi khusus oleh bursa, yakni notasi X, di mana notasi ini berartikan saham dalam pemantauan khusus oleh BEI.
Sebelum mendapat notasi X, saham SUPR sempat disuspensi oleh BEI pada 24 Februari lalu usai terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham tersebut. Namun pada 18 Maret lalu, suspensi saham SUPR kembali dibuka.
Harga saham SUPR sendiri saat ini menjadi yang paling tinggi di BEI, di atas harga saham emiten Grup Sinar Mas yang bergerak di bidang pertambangan, teknologi, dan penyediaan tenaga listrik, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang sebesar Rp 38.150/saham.
Dari saham DSSA, harganya ambles 6,95% pada perdagangan kemarin. Adapun nilai transaksi saham DSSA mencapai Rp 30,52 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan juga cukup kecil yakni hanya sebanyak 800 lembar saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah