Dolar AS "Lepas Landas", Rupiah Bakal Menukik?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 April 2022 08:20
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah 0,07% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.355/US$ Rabu kemarin, sekaligus menghentikan penguatan 3 hari beruntun. Tekanan bagi rupiah masih besar pada perdagangan Kamis (7/4/2022) sebab indeks dolar AS "lepas landas" ke level tertinggi dalam 2 tahun terakhir.

Hingga perdagangan Rabu, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut sudah menguat 5 hari beruntun dan berada di level 99,59.

Penguatan dolar AS tersebut ditopang ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed (bank sentral AS) sebesar 50 basis poin menjadi 0,75% - 1% pada bulan depan. Peluang kenaikan tersebut diperkuat oleh pernyataan-pernyataan para pejabat elit The Fed yang mendukung kenaikan agresif guna meredam inflasi.

Notula rapat kebijakan moneter edisi Maret dini hari tadi juga menunjukkan hal tersebut, ditambah dengan kemungkinan pengurangan nilai neraca yang besar. Notula tersebut mengungkap jika para pejabat The Fed umumnya setuju untuk mengurangi neraca senilai US$ 95 miliar per bulan dan mulai dilakukan bulan Mei.

Pengurangan nilai neraca tersebut artinya The Fed akan melepas obligasi (US$ 60 miliar) dan efek berangun aset (US$ 35 miliar) yang dimiliki, sehingga likuiditas di pasar akan terserap. Pengurangan nilai neraca tersebut nilainya dua kali lipat ketimbang yang dilakukan pada tahun 2017 - 2019, yang menunjukkan The Fed sangat agresif dalam menormalisasi kebijakan moneternya.

Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan mengingat rupiah yang disimbolkan USD/IDR dalam 3 hari perdagangan pekan ini bergerak tipis-tipis.

Rupiah masih bergerak di kisaran rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) 100 dan 200. Ketiga MA tersebut bergerak mendatar, yang menjadi indikasi rupiah bergerak sideways, apalagi sejak awal tahun membentuk pola Rectangle.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Batas bawah pola Rectangle berada di kisaran Rp 14.240/US$ dan batas atas di kisaran Rp 14.400/US$. Untuk melihat kemana arah rupiah dalam jangka menengah salah satu level tersebut harus ditembus.

Indikator Stochastic pada grafik harian mulai bergerak turun dari wilayah overbought.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv 

Stochastic pada grafik 1 jam bergerak turun setelah mendekati wilayah jenuh beli, sehingga ruang penguatan rupiah masih terbuka.

Support terdekat berada di kisaran Rp 14.340/US$, jika ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.320/US$.

Sementara resisten terdekat di kisaran Rp 14.370/US$ yang sudah menahan pelemahan rupiah kemarin Tetapi jika ditembus ada risiko pelemahan ke Rp 14.400/US$ yang merupakan batas atas pola rectangle.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular