Potensi Besar ESG di RI, Ini Saham Pilihan Maybank Sekuritas

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
Selasa, 05/04/2022 18:50 WIB
Foto: Wilianto IE selaku Presiden Direktur Maybank Sekuritas dalam program Investime, (Tangkapan layar CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Potensi perusahaan yang menerapkan prinsip Environmental Social Governance (ESG) semakin menjanjikan, seiring dengan tuntutan akan keberlanjutan dari sisi lingkungan dan sosial. Maybank Sekuritas mengungkapkan perusahaan yang menerapkan prinsip ESG pun dinilai lebih berpotensi dilirik oleh investor, dibandingkan dengan yang tidak menerapkan.

Potensi yang besar ini juga didukung dari sisi kebijakan, salah satunya taksonomi hijau yang disusun oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan program  pemerintah yang mendukung ESG.

"Program pemerintah juga menciptakan banyak peluang investasi yang berbasis ESG di Indonesia. Misalnya saja mobil listrik, dalam beberapa tahun ke depan Indonesia bisa memiliki 2 juta unit mobil listrik dan akan terus tumbuh. Pada saat yang sama investasi untuk baterai juga akan masuk," kata Presiden Direktur Maybank Sekuritas Wilianto IE, kepada CNBC Indonesia belum lama ini. 


Wilianto mengatakan taksonomi hijau menjadi langkah besar dari OJK dan menjadi panduan bakubagi seluruh pelaku pasar modal dan jasa keuangan. Dengan begitu penerapan dan kriteria ESG bisa dilakukan secara terukur.

"Jadi sudah ada panduan yang bisa kami pakai sebagai pelengkap terhadap yang Maybank Group lakukan. Jadi ada tambahan acuan yang lebih baku yang dilakukan secara bersama-sama," ujarnya.

Selain proyek manufaktur, proyek lainnya yang berbasis pendanaan hijau (green financing) juga akan menjadi incaran investor ke depannya. Saat ini porsi green financing baru mencapai 5%, dari total pendanaan yang ada di kawasan ASEAN.

Wilianto mengatakan permintaan terhadap proyek yang berkelanjutan dengan prinsip ESG akan semakin tinggi. Hal ini bisa menjadi peluang perusahaan Indonesia untuk ikut bersaing dan mengisi gap tersebut. Dengan begitu, porsi pendanaan hijau di tanah air bisa jauh lebih besar dibandingkan yang konvensional.

Pada masa pemulihan ekonomi ini, Maybank Sekuritas juga merekomendasikan perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan prinsip ESG sebagai pilihan dalam portofolio investasi. Wilianto mengatakan rekomendasi saham pilihan tersebut dibagi dalam beberapa kelompok, yakni economy reopening, asset reflation, dan cyclical.

"Sebanyak 75% (saham) pilihan kami adalah yang ESG friendly," tegasnya.

Untuk pilihan Economy Reopening, Maybank Sekuritas merekomendasikan BMRI, PGAS, JSMR, MAPI, BJBR. Untuk pilihan asset reflation beberapa saham pilihannya yakni, CTRA, SMRA, BSDE, SMGR, INTP. Kemudian untuk kelompok cyclical yakni INCO, AALI, LSIP, UNTR, ASII.

"Untuk cyclical komoditas, meski banyak dikatakan tidak green. Perusahaan ini memiliki potensi ke arah sana, INCO memiliki potensi jadi sumber baterai mobil listrik, AALI dan LSIP mereka produsen sawit sudah tidak melakukan penanaman pada lahan gambut, mereka punya efek positif pada lingkungan yang bisa menjadi sumber renewable enegy kita," jelas Wilianto.

Dia menilai investasi berbasis ESG di pasar modal kini juga menjadi tren dan menjadi fokus generasi muda, karena menyangkut masa depan bersama. Untuk melihat seberapa besar penerapan ESG dari Emiten, menurutnya bisa terlihat dari skor dan informasi publik pada laporan berkala.

"Kalau reporting ESG-nya tidak bagus, bisa dipertanyakan kenapa. Karena perusahaan dengan penerapan ESG bagus, seharusnya mereka dengan bangga mengungkapkan hal itu," kata dia.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Masyarakat Terancam Inflasi, Ini Strategi Sri Mulyani