Indeks Dolar AS Sedang Gas Pol! Bisa Menguat Lagi Rupiah?
jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses menguat 3 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) Selasa kemarin, meski masih tipis-tipis saja.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali mencatat rekor tertinggi sepanjang masa plus investor asing yang terus melakukan aksi beli bersih membuat rupiah mampu menguat 0,06% ke Rp 14.345/US$.
IHSG lagi-lagi mencetak rekor tertinggi sepanjang masa dengan menguat 0,45% ke 71.48,299. Data pasar menunjukkan investor asing melakukan beli bersih lebih dari Rp 800 miliar di pasar reguler, nego dan tunai. Dengan demikian, dalam 2 hari investor asing tercatat net buy lebih dari Rp 1,25 triliun, dan sepanjang tahun ini sebesar Rp 34,7 triliun.
Namun, pada hari ini Rabu (6/4/2022) perjuangan rupiah untuk menguat akan semakin berat sebab indeks dolar AS lagi-lagi menguat 0,5% pada perdagangan Selasa ke 99,48 yang merupakan level tertinggi dalam nyaris 2 tahun terakhir. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini sudah naik 4 hari beruntun dengan total 1,7%.
Secara teknikal, meski menguat 3 hari beruntun belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan mengingat rupiah yang disimbolkan USD/IDR hanya menguat tipis-tipis.
Rupiah masih bergerak di kisaran rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) 100 dan 200. Ketiga MA tersebut bergerak mendatar, yang menjadi indikasi rupiah bergerak sideways, apalagi sejak awal tahun membentuk pola Rectangle.
Batas bawah pola Rectangle berada di kisaran Rp 14.240/US$ dan batas atas di kisaran Rp 14.400/US$. Untuk melihat kemana arah rupiah dalam jangka menengah salah satu level tersebut harus ditembus.
Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak naik dan mulai masuk wilayah overbought.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic pada grafik 1 jam bergerak turun tetapi belum masuk wilayah jenuh jual, sehingga ruang penguatan rupiah masih terbuka.
Support terdekat berada di kisaran Rp 14.340/US$, jika ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.320/US$.
Sementara resisten terdekat di kisaran Rp 14.370/US$ yang akan menahan jika rupiah melemah, tetapi jika ditembus ada risiko pelemahan ke Rp 14.400/US$ yang merupakan batas atas pola rectangle.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)