Bursa Asia Masih Bergairah, STI Melesat
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik kembali ditutup cerah pada perdagangan Selasa (5/4/2022), setelah bank sentral Australia memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level rendah pada hari ini.
Indeks Nikkei Jepang ditutup naik 0,19% ke level 27.787,98, Straits Times Singapura melesat 0,81% ke 3.445,01, KOSPI Korea Selatan juga naik tipis 0,05% ke 2.759,2, ASX 200 Australia tumbuh 0,19% ke 7.527,9, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat 0,45% ke posisi 7.148,299.
Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China pada perdagangan hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional festival Ching Ming atau Qing Ming.
Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 0,1%. Meski masih berada di level rendah, tetapi sikap RBA sudah mulai berubah. Ketua RBA, Philip Lowe tidak lagi menggunakan kata "sabar".
"Dalam beberapa bulan ke depan, bukti tambahan penting akan tersedia bagi dewan gubernur naik itu inflasi dan perubahan biaya tenaga kerja. Dewan gubernur akan menilai bukti-bukti tersebut dan informasi lainnya untuk menetapkan kebijakan moneter," kata Lowe sebagaimana dilansir Reuters.
Sebelumnya di awal tahun ini, RBA menyatakan akan bersabar untuk menaikkan suku bunga dan membiarkan inflasi stabil dalam target 2% - 3%.
Inflasi Australia di kuartal IV-2021 tumbuh 1,3% dari kuartal sebelumnya. Sehingga inflasi selama setahun penuh menjadi 3,5% di 2021.
Kemudian inflasi inti tumbuh 1% di kuartal IV-2021 dari kuartal sebelumnya. Sepanjang 2021, inflasi inti tumbuh sebesar 2,6% yang merupakan level tertinggi sejak 2014.
Para analis pun melihat RBA akan agresif dalam menaikkan suku bunga di tahun ini. Beberapa bank besar masih mempertahankan proyeksi kenaikan suku bunga pertama akan dilakukan di bulan Juni, dan akan menjadi kenaikan suku bunga pertama dalam 10 tahun terakhir.
Tidak hanya itu, RBA juga diperkirakan akan terus menaikkan suku bunga di sisa tahun ini hingga tahun depan.
Sebagaimana dilansir 9 News, bank besar di Australia memprediksi suku bunga akan mencapai 1,5% di akhir 2023.
Di saat sentimen di Asia cenderung minim karena pasar keuangan China dan Hong Kong libur, investor di Asia kembali memperhatikan perkembangan di Ukraina dan prospek kebijakan bank sentral di seluruh dunia dalam menghadapi lonjakan inflasi.
Amerika Serikat (AS) dan Eropa sedang mempertimbangkan untuk memberikan sanksi baru terhadap Rusia, setelah tuduhan pembunuhan warga sipil di Ukraina, di mana Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa akan lebih banyak kematian akan ditemukan di kota-kota yang direbut kembali dari pasukan Rusia.
Melansir Reuters, pembayaran kupon obligasi pemerintah Rusia terbaru telah dihentikan, di mana Departemen Keuangan AS belum mengesahkan pembayaran untuk diproses oleh bank koresponden JPMorgan.
Kemarin, Duta Besar AS Linda Thomas mengatakan bahwa AS diproyeksikan akan meminta Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia, setelah gambar bermunculan yang menunjukkan korban-korban warga sipil di kota Bucha yang telah direbut kembali dari pasukan Rusia dan pinggiran Kyiv.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)