OJK: Penghimpunan Dana dari Pasar Modal Capai Rp 47,6 T

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Senin, 04/04/2022 16:45 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Maret 2022 mencatat sektor jasa keuangan tetap stabil dan bertumbuh seiring peningkatan fungsi intermediasi di sektor perbankan dan Industri Keuangan Non Bank serta menguatnya pasar modal.

OJK mengatakan hal tersebut didorong kerja pengaturan dan pengawasan yang solid, serta terkendalinya pandemi sehingga meningkatkan aktivitas sosial ekonomi masyarakat dan mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.

Bahkan IHSG telah menguat 1,6% mtd dan mencatatkan all time high pada level 7.049,68 (24/3/2022).


Hingga 29 Maret 2022, penghimpunan dana di pasar modal melalui Penawaran Umum Saham, Obligasi, dan Sukuk telah mencapai nilai Rp 47,6 triliun dengan penambahan 15 emiten baru.

"Hal ini menunjukkan optimisme investor domestik maupun global atas perekonomian domestik yang terus pulih," ungkap data OJK, Senin (4/4/2022).

Secara rinci, penghimpunan dana di pasar modal pada Januari 2022 mencapai Rp 5,7 triliun, naik menjadi Rp 28,33 triliun pada Februari 2022, dan mencapai Rp 47,6 triliun pada Maret 2022.

Di sisi lain, NAB Reksa Dana mencapai Rp 573,11 triliun pada Januari, turun menjadi Rp 569,3 triliun pada Februari, dan naik kembali pada Maret mencapai Rp 573,2 triliun.

Adapun jumlah emiten baru pada Januari hanya enam emiten saja, menjadi 12 pada Februari, dan hingga akhir Maret mencapai 15 emiten baru.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna sebelumnya menyebutkan, sudah ada 12 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di pasar modal Indonesia sejak awal 2022 hingga 25 Maret lalu. Nilai emisi yang dicatatkan mencapai Rp 3,18 triliun.

Sedang hingga saat ini, ada 32 perusahaan yang berencana mencatatkan sahamnya di BEI dengan estimasi nilai emisi sekitar Rp 29,13 triliun.

"Total nilai fundraise tersebut telah memperhitungkan harga saham tertinggi yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah dipublikasikan melalui sistem e-IPO. Berdasarkan catatan kami, terdapat anak perusahaan BUMN yang berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia," kata Nyoman Yetna kepada wartawan, Selasa (29/3/2022).

Dari 32 perusahaan yang akan melantai di bursa, 2 di antaranya termasuk kategori perusahaan dengan aset skala kecil atau di bawah Rp 50 miliar. Kemudian, ada masing-masing 15 perusahaan kategori aset skala menengah dan besar, atau senilai Rp 50 miliar ke atas.

Rinciannya, ada 1 perusahaan dari sektor Basic Materials, 2 sektor Industrials, 2 sektor Transportation & Logistic, 5 sektor Consumer Non-Cyclicals, 6 sektor Consumer Cyclicals, 3 sektor Technology, 2 sektor Healthcare, 4 sektor Energy, 4 sektor Properties & Real Estate, dan 3 berasal dari sektor Infrastructures.

"Pada tahun 2022 ini kami optimis penggalangan dana di pasar modal Indonesia masih bertumbuh dengan baik yang ditunjang oleh keberlangsungan pemulihan ekonomi. Berdasarkan data kami, beberapa indikator pasar modal seperti minat perusahaan yang akan melakukan penggalangan dana dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pertumbuhan positif. Jumlah investor di pasar modal Indonesia juga mengalami tren yang meningkat," katanya.


(vap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Soroti Ketahanan Bisnis Asuransi, Pembiayaan & Dapen