Rupiah Jangan Lengah, Dolar AS Sedang Kuat-kuatnya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah mencatat pelemahan 0,17% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.365/US$ sepanjang pekan lalu. Pada perdagangan Senin (3/4/2022), rupiah berisiko masih tertekan sebab dolar AS sedang kuat-kuatnya akibat ekspektasi kenaikan suku bunga di AS.
Spekulasi bank sentral AS (The Fed) akan menaikkan suku bunga 50 basis poin di bulan Mei semakin menguat setelah rilis 2 data kunci yang menjadi acuan.
Departemen Tenaga Kerja AS Kamis lalu melaporkan inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) bulan Februari tumbuh 6,4% (year-on-year/yoy) dari bulan sebelumnya 6% (yoy). Sementara inflasi inti PCE tumbuh 5,4% (yoy) lebih tinggi dari bulan Januari 5,2% (yoy), tetapi lebih rendah dari hasil polling Reuters 5,5% (yoy).
Inflasi PCE tersebut menjadi yang tertinggi dalam nyaris 40 tahun terakhir.
Pasca rilis tersebut, pelaku pasar melihat probabilitas sekitar 70% The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 0,75% - 1% pada bulan depan. Hal ini diperkuat dengan rilis data tingkat pengangguran di bulan Maret turun menjadi 3,6% dari sebelumnya 3,8%.
Alhasil, indeks dolar AS mencatat penguatan 2 hari terakhir, dan turun tipis 0,03% pagi ini.
Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR kini berada di atas rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) 100 dan 200. Ketiga MA tersebut bergerak mendatar, yang menjadi indikasi rupiah bergerak sideways, apalagi sejak awal tahun membentuk pola Rectangle.
Batas bawah pola Rectangle berada di kisaran Rp 14.240/US$ dan batas atas di kisaran Rp 14.400/US$. Untuk melihat kemana arah rupiah dalam jangka menengah salah satu level tersebut harus ditembus.
Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak naik dan mulai masuk wilayah overbought.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic pada grafik 1 jam juga berada di wilayah jenuh beli yang memberikan peluang penguatan rupiah.
Resisten terdekat di kisaran Rp 14.370/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.400/US$ yang merupakan batas atas pola rectangle.
Sementara selama bertahan di bawah resisten, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.340/US$ hingga Rp 14.320/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)