
Duh! Dana Asing Kabur Rp3,7 Triliun Rupiah Ranking Bontot

Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib baik tampak belum berpihak pada nilai tukar rupiah di sepanjang pekan ini. Mata uang Garuda melemah 0,17% terhadap dolar AS di pasar spot minggu ini.
Pada perdagangan Jumat (1/4/2022) rupiah ditutup di level Rp 14.365/US$. Pelemahan rupiah justru terjadi ketika dana asing membanjiri pasar saham RI.
Data perdagangan mencatat, investor asing net buy jumbo di pasar saham sebesar Rp 4,6 triliun. Namun yang perlu diingat, meski ada inflow di pasar saham, di pasar SBN asing justru outflows.
Berdasarkan data DJPPR, kepemilikan investor asing di SBN turun sebesar Rp 8,3 triliun pada periode 28-31 Maret 2022.
Sehingga secara neto asing malah net sell sebesar Rp 3,7 triliun di pasar keuangan Tanah Air. Adanya outflows inilah yang membuat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS.
Apabila dibandingkan dengan mata uang negara Asia Tenggara lain, kinerja rupiah merupakan yang paling buruk disusul oleh ringgit Malaysia yang flat.
Sementara itu mata uang Thailand (Baht) naik 0,42%; Singapura (Dolar Singapura) menguat tipis 0,09%; Vietnam (Dong) terapresiasi 0,1% dan Filipina (Peso Filipina) naik 1,04%.
Selain adanya outflow nilai tukar rupiah yang melemah juga dibarengi dengan kenaikan inflasi yang tinggi di bulan Maret 2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang menjadi acuan inflasi naik 2,64% secara year on year (yoy), dan menjadi inflasi tertinggi sejak bulan Mei 2020.
Kenaikan inflasi disebabkan oleh peningkatan berbagai harga komoditas seperti minyak goreng, dan mulai 1 April harga BBM jenis Pertamax akan naik dari Rp 9.000/liter menjadi Rp 12.500/liter.
Inflasi Indonesia yang meningkat dan kebijakan bank sentral AS yang akan semakin agresif memicu terjadinya outflow terutama di pasar obligasi pemerintah yang sangat sensitive terhadap kenaikan suku bunga dan inflasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Menguat, Begini Suasana Money Changer