
Awal Kuartal II-2022, Yield SBN Ditutup Bervariasi

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup beragam pada perdagangan Jumat (1/4/2022), di tengah kembali terjadinya inversi imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) bertenor 5 tahun dengan 30 tahun.
Di SBN bertenor 1, 5, 10, dan 15 tahun, investor cenderung melepasnya, ditandai dengan naiknya yield dan melemahnya harga. Sebaliknya, SBN berjatuh tempo 3, 20, 25, dan 30 tahun ramai diburu oleh investor, ditandai dengan turunnya yield dan menguatnya harga.
Sementara itu, yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara berbalik menguat 0,6 bp ke level 6,755%.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Pada hari ini, yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) bertenor 5 tahun cenderung naik dan melampaui level yield US Treasury tenor 30 tahun. Berdasarkan data CNBC International pada pukul 07:00, yield Treasury tenor 5 tahun naik 9,7 bp ke level 2,517%. Sedangkan untuk yield Treasury tenor 30 tahun juga naik 6,8 bp ke level 2,514%.
Namun untuk yield Treasury tenor 2 tahun dengan 10 tahun tidak mengalami inversi (inverted) yield atau membentuk kurva terbalik pada hari ini.
Secara historis, inversi kurva yield telah terjadi sebelum resesi, karena investor menjual Treasury berjangka pendek menandakan kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi Negeri Paman Sam.
Namun, para ekonom telah menunjukkan bahwa indikator ini tidak menjamin terjadinya resesi, dan bisa lebih dari setahun setelah kurva imbal hasil terbalik sebelum terjadi penurunan ekonomi.
Selain meningkatnya inflasi karena adanya perang Rusia-Ukraina, investor juga khawatir bahwa rencana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang berpotensi menaikkan suku bunga lebih agresif untuk memerangi tekanan harga, dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi.
Di lain sisi, data penggajian non-pertanian AS (non-farm payroll/NFP) periode Maret 2022 akan dirilis pada hari ini pukul 08:30 waktu setempat, di mana data ini dapat memberikan acuan The Fed untuk lebih percaya diri untuk mempertahankan rencana kenaikan suku bunganya.
Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan ada sekitar 490.000 pekerjaan ditambahkan pada bulan Maret, menyusul tambahan 678.000 gaji pada bulan Februari. Tingkat pengangguran diperkirakan turun menjadi 3,7%, dari sebelumnya sebesar 3,8% pada Februari lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi