Harga Minyak Volatil, Dow Futures Menguat Akhir Kuartal I

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
31 March 2022 18:19
7月12日、米国株式市場は反発。ハイテク大手が軒並み最高値を更新したほか、工業株も上向いた。ニューヨーク証券取引所で撮影(2018年 ロイター/Brendan McDermid)
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis (31/3/2022), di mana hari ini merupakan hari terakhir perdagangan di kuartal pertama.

Kontrak futures indeks Dow Jones menguat 7 poin atau 0,1%. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq terapresiasi yang masing-masing sebesar 0,1% dan 0,4%.

Beberapa saham emiten teknologi berada di bawah tekanan. Saham AMD melemah lebih dari 1% di pra-pembukaan perdagangan. Sementara itu, saham HP Inc dan Dell merosot tajam yang masing-masing sebesar 3,8% dan 2%.

Harga minyak merosot tajam, kontrak harga minyak acuan West Texas Intermediate (WTI) turun hampir 5% ke US$ 102,18/barel. Pergerakan tersebut terjadi setelah Pemerintahan Presiden AS Joe Biden merencanakan untuk merilis 1 juta barel minyak per hari dari cadangan persediaan selama enam bulan.

Volatilitas pada harga minyak membayangi pasar ekuitas, di mana harga minyak acuan AS melesat lebih dari 3% kemarin. Jerman memberi peringatan akan potensi penjatahan gas alam karena perselisihan dengan Rusia dan stok minyak mentah AS turun.

"Malangnya, kita akan terpental antara kabar baik dan kabar buruk. Hal tersebut membuat volatilitas," tutur Ketua Investasi Key Private Bank George Mateyo dikutip dari CNBC International.

Indeks Dow Jones dan Nasdaq berada di jalurnya untuk menyelesaikan bulan ini dengan kenaikan yang masing-masing sebesar 5%, sedangkan indeks Dow Jones tumbuh hampir 4% secara bulanan.

Untuk kuartal pertama, indeks Dow Jones dan S&P 500 turun, keduanya melemah sebanyak 3%. Hal yang serupa terjadi, Nasdaq merosot tajam hingga 7% secara kuartalan.

Pergerakan itu terjadi ketika para investor bergulat dengan rencana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk memperketat kebijakan moneter tahun ini guna melawan lonjakan inflasi AS, di tengah perang Rusia-Ukraina masih berkecamuk.

Investor masih menunggu data pengangguran mingguan, data upah personal, dan data konsumsi yang akan dirilis pada pagi hari ini waktu setempat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Akhirnya Perang! Siap-siap Wall Street Jeblok Nih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular