
Lemes, Harga Emas Kok Makin Ambles...

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas masih belum juga membaik. Pada Kamis (31/3/2022) pukul 14:05 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.926,11/troy ons. Melemah 0,36% dari hari sebelumnya.
Padahal, harga emas sempat menguat pada perdagangan kemarin dan ditutup di US$ 1.933,06/troy ons. Naik 0,73%.
Dalam sepakan terakhir, harga emas bergerak sangat volatile. Volatilitas harga emas terjadi karena sejumlah faktor mulai dari kenaikan suku bunga acuan The Fed, konflik Rusia-Ukraina, serta kenaikan harga minyak mentah dunia.
Kenaikan suku bunga acuan The Fed akan menurunkan harga emas. Di sisi lain, konflik Rusia yang belum mereda dan menguatnya harga minyak mentah dunia mengungkit harga emas.
Secara keseluruhan, dalam sepekan, harga emas sudah turun 1,6% point to point dan melemah 0,88% dalam sebulan. Kendati demikian, emas masih naik 12,84% dalam setahun.
Michael McCarthy, dari Tiger Brokers Australia, mengatakan harga emas tengah mencari keseimbangan antara risiko geopolitik, inflasi, serta kenaikan suku bunga acuan The Fed. "Trader emas sedang menyeimbangkan adanya potensi kenaikan harga emas dari risiko geopolitik dan inflasi tetapi ada outlook kenaikan suku bunga yang bisa membuat merugi," tutur McCarthy, seperti dikutip Reuters.
Upaya damai Rusia dan Ukraina menemui jalan buntu. Rusia kembali menggempur Ukraina dan Ukraina pun mendapat bantuan persenjataan militer canggih dan mematikan.
Salah satu anggota NATO, Slovenia, berencana untuk mendukung pengiriman sistem pertahanan rudal S-300 ke Ukraina. Hal ini untuk membantu Ukraina menghadapi gempuran Rusia.
Di sisi lain, The Fed sudah mengirim sinyal bahwa mereka akan menaikkan suku bunga 50 bps untuk menangani lonjakan inflasi. Namun, kebijakan tersebut sepertinya belum mampu untuk menahan laju emas.
Sebagai catatan, kenaikan suku bunga acuan The Fed akan memicu meningkatnya yield surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS). Emas yang tidak memiliki imbal hasil menjadi kurang menarik jika yield surat utang AS naik.
Edward Meir, analis dari ED&F Man Capital Markets mengatakan perkembangan harga emas masih dipengaruhi situasi terbaru dari konflik Rusia-Ukraina. "Situasi konflik Rusia-Ukraina yang semula nampak akan membaik ini justru kembali memburuk. Ini mendorong pergerakan harga emas," tutur Edward, dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sinyal Krisis Semakin Kuat, Emas Menuju Rp 2 Juta per Gram!