Dolar AS Tambah Perkasa, Siang Hari Rupiah Balik Melemah

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
31 March 2022 12:13
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah bergerak fluktuatif terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (31/3/2022).

Rilis data ekonomi di AS kemarin menjadi pemicu penguatan dolar AS hari ini, walaupun pasar tenaga kerja yang kuat meningkatkan kecemasan akan potensi inflasi kembali melonjak.

Melansir data dari Refinitiv, Mata Uang Tanah Air membuka perdagangan dengan menguat 0,1% di Rp 14.325/US$. Namun, rupiah berbalik arah menjadi terkoreksi sebanyak 0,1% ke Rp 14.355/US$ pada pukul 11:00 WIB.

Pada pukul 11:00 WIB, terpantau dolar AS menguat di pasar spot sebanyak 0,10% ke 97,890 terhadap 6 mata uang dunia. Wajar saja jika Mata Uang Ibu Pertiwi tergerus oleh dolar AS yang perkasa hari ini.

Kemarin, ADP telah dirilis data penggajian swasta yang naik 455.000 pekerjaan dari bulan lalu, padahal pada bulan Februari sudah bertambah sebanyak 486.000 pekerjaan.

Permintaan akan pekerjaan didorong oleh pelonggaran pembatasan kegiatan ketika pandemi Covid-19. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa perang Rusia-Ukraina merugikan pasar tenaga kerja. Peningkatan perekrutan telah mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja semakin ketat.

Tapi rilis data ekonomi yang baik diredam oleh laporan terpisah dari Departemen Perdagangan pada hari Rabu (30/3) yang menunjukkan penurunan tajam dalam pertumbuhan laba bersih perusahaan pada kuartal VI-2021.

Margin laba turun menjadi 12,2% di kuartal VI-2021, sedangkan pada kuartal sebelumnya margin laba berada di 12,6%.

Menurut Kepala Analis Wells Fargo Jay Bryson bahwa margin laba secara historis memang stabil, tapi penurunan tersebut menunjukkan biaya yang lebih tinggi telah memakan keuntungan.

Sementara itu, adanya kesenjangan perekrutan dengan angka pengangguran yang terus turun di AS. Departemen Tenaga Kerja AS telah merilis tingkat pengangguran yang berada di level terendah selama dua tahun di 3,8% pada bulan Februari.

Hal tersebut akan mendorong perusahaan untuk menaikkan upah dan menambah biaya terhadap barang dan jasa, sehingga membuat inflasi semakin tinggi.

Kemarin telah dirilis PDB AS yang naik ke 6,9% di kuartal IV-2021, para analis memprediksikan bahwa pertumbuhan akan terus berlanjut.

Namun, analis memperkirakan pertumbuhan PDB AS di kuartal I-2022 akan berada di bawah 1%, di tengah krisis rantai pasokan dan inflasi yang tinggi. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular