
Bitcoin cs Kembali Bergairah, Solana Terbang 14% Lebih

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas kripto utama terpantau kembali cerah pada perdagangan Kamis (31/3/2022), meski sentimen pasar kembali memburuk setelah Rusia kembali menyerang Ukraina kemarin.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, hanya dua koin digital (token) berjenis stablecoin yakni Tether dan USD Coin yang diperdagangkan di zona merah pada hari ini.
Sedangkan sisanya terpantau kembali menghijau. Bitcoin menguat 1,23% ke level harga US$ 47.406,32/koin atau setara dengan Rp 679.806.629/koin (asumsi kurs Rp 14.340/US$), Ethereum melesat 2,02% ke level US$ 3.418,98/koin atau Rp 49.028.173/koin.
Selanjutnya BNB melonjak 5,46% ke US$ 451,62/koin (Rp 6.476.231/koin), XRP bertambah 2,16% ke US$ 0,8685/koin (Rp 12.454/koin), Solana meroket 14,27% ke US$ 123,56/koin (Rp 1.771.850/koin), dan Avalanche terbang 12,53% ke US$ 101,44/koin (Rp 1.454.650/koin).
Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.
![]() |
Bitcoin cenderung bertahan di kisaran level US$ 46.000-US$ 47.000, di tengah meningkatnya kembali risiko geopolitik Rusia-Ukraina, di mana konflik keduanya masih memanas meski dialog damai tengah berlangsung.
Meski Bitcoin cenderung bertahan, tetapi kripto utama lainnya kembali cerah setelah sempat terkoreksi karena investor mulai merealisasikan keuntungannya dengan skala yang lebih kecil kemarin.
Sebagian besar kripto alternatif (altcoin) masih mengungguli Bitcoin hingga hari ini. Seperti token Solana yang pada hari ini melonjak hingga lebih dari 14%. Hal ini menandakan bahwa trader masih nyaman dengan selera risikonya.
Dari seputaran konflik Rusia-Ukraina beserta negara Blok Barat, serangan Rusia terhadap Ukraina masih terjadi, meski dialog keduanya tengah berlangsung.
Dunia sempat 'tergocek' oleh langkah Rusia. Sebelum menyerang Ukraina, Rusia juga pernah menarik mundur pasukannya dari perbatasan. Namun pada 24 Februari 2022, Presiden Rusia, Vladimir Putin ternyata mengumumkan serangan ke Ukraina yang disebutnya sebagai operasi khusus.
"Setelah sempat terkecoh, pelaku pasar sepertinya tidak akan membuat kesalahan yang sama," ujar Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates yang berkedudukan di Illinois, seperti dikutip dari Reuters.
Akibat masih berlangsungnya gempuran ke Ukraina, Rusia terancam terkena sanksi baru dari AS dan sekutunya. Sanksi baru tersebut akan berfokus untuk mematikan rantai pasok persenjataan Negeri Beruang Merah.
"Kami akan berfokus kepada kemampuan Kremlin untuk mengoperasikan mesin perang mereka," tegas Wally Adeyemo, Wakil Menteri Keuangan AS, sebagaimana diwartakan Reuters.
Di lain sisi, The Bitcoin Fear & Greed Index, indeks yang mengukur psikologis investor di Bitcoin sudah memasuki zona 'greed', yang menunjukkan bahwa sentimen bullish di pasar kripto makin membesar.
![]() |
Meski sudah berada di zona 'greed', tetapi indeks masih berada di bawah level 'extreme greed', di mana level tersebut pernah tercipta pada November 2021, atau di saat Bitcoin mencetak rekor tertingginya di kisaran level US$ 69.000.
Beberapa analis pun memperingatkan bahwa zona ini akan cepat berubah, setidaknya ke zona netral dalam jangka pendek, selama sentimen pasar masih belum menentu.
"Pelaku pasar harus ingat bahwa setiap kali kita menunjukkan sedikit tanda keserakahan pada musim semi ini, pasar akan membantingnya kembali ke keadaan yang menakutkan," tulis Arcane Research dalam sebuah laporan riset, dikutip dari CoinDesk.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Crypto Crash! Bitcoin Cs Babak Belur, Ada Apa Ini?