Sinyal Damai Rusia - Ukraina Bikin Rupiah Cs Berpesta
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses menghentikan pelemahan dua hari beruntun pada perdagangan Rabu (30/3/2022). Sentimen pelaku pasar yang membaik merespon perundingan Rusia dengan Ukraina membuat rupiah langsung melesat sejak awal perdagangan.
Rupiah langsung melesat 0,26% di awal perdagangan ke Rp 14.325/US$, melansir data Refinitiv. Meski apresiasi terus terpangkas, tetapi rupiah tidak sempat masuk ke zona merah. Di penutupan perdagangan, rupiah berada di Rp 14.340/US$, menguat 0,16%.
Mayoritas mata uang utama Asia menguat pada perdagangan hari ini. Rupiah termasuk salah satu yang paling kecil penguatannya.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 15:03 WIB.
Fakta menguatnya mata uang Asia menunjukkan dolar AS sedang lemah akibat sentimen pelaku pasar yang sedang membaik. Dolar AS yang menyandang status safe haven menjadi kurang menarik.
Negosiator Ukraina dan Rusia kembali bertatap muka kemarin dan disambut secara pribadi oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istanbul.
Usai pertemuan, wakil menteri pertahanan Rusia mengatakan akan "mengurangi aktivitas militer" secara signifikan di dekat Kyiv dan kota utara Chernihiv.
Rusia juga mengatakan siap untuk mengatur pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky setelah rancangan perjanjian damai antara Ukraina dan Rusia siap.
Sementara itu Ukraina mengajukan status netral negaranya, tetapi dengan garansi akan dilindungi dari serangan.
Adanya titik terang pertemuan kedua negara tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, dan menekan dolar AS. Indeks dolar AS pun jeblok hingga 0,7% kemarin, dan berlanjut 0,38% ke 98,034 sore ini.
"Minat terhadap risiko kembali, dan saya pikir kalian akan melihat potensi titik balik dari perang Ukraina, sebab Rusia memberikan sinyal pembicaraan kedua negara berlangsung konstruktif dan ada harapan akan gencatan senjata," kata Edward Moya, analis senior di Oanda sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (29/3/2022).
Meski demikian, penguatan rupiah tertahan sebab ada data inflasi yang dirilis Jumat nanti, yang bisa memberikan gambaran kapan Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunganya.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, saat pengumuman kebijakan moneter pertengahan bulan ini sekali lagi menegaskan suku bunga akan dipertahankan sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi secara fundamental.
"Saya tegaskan bahwa kebijakan moneter merespon kenaikan inflasi yang bersifat fundamental, yaitu inflasi inti. (Kebijakan moneter) tidak merespon secara langsung kenaikan volatile food maupun administered prices, tidak merespon first round impact, tetapi yang direspon adalah implikasinya," kata Perry saat konferensi pers pasca Rapat Dewan Gubernur (RDG) Kamis (17/3/2022).
Inflasi inti saat ini berada di level 2,03% yang merupakan batas bawah target BI 3% plus minus 1%. Hasil polling Reuters menunjukkan inflasi inti di bulan Maret diprediksi sebesar 2,21%, mengalami kenaikan yang cukup signifikan, sehingga bisa memperkuat spekulasi BI akan menaikkan suku bunga di semester II-2022.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)