AS Diyakini Terhindari dari Resesi, Wall Street Dibuka Hijau

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
29 March 2022 22:14
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan Selasa (29/3/2022), di tengah terbukanya peluang damai di Ukraina sementara ancaman resesi AS dinilai bisa dihindari.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 216 poin (+0,6%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi 229,47 poin (+0,66%) ke 35.185,36. S&P 500 naik 29,13 poin (+0,64%) ke 4.604,65. Adapun Nasdaq melesat 143,14 poin (+1%) ke 14.498,04.

Penguatan terjadi di tengah ekspektasi meredanya ketegangan di Ukraina setelah Rusia menyatakan mengurangi eskalasi di sekitar Kyiv. Harga minyak dunia pun terkoreksi di mana minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 4% menjadi US$ 101/barel.

Sementara itu, saham otomotif dan teknologi cenderung naik. Saham Ford dan GM melompat masing-masing 5% lebih, sementara Netflix dan Snap loncat lebih dari 2%. Saham FedEx melesat 3% lebih menyusul mundurnya sang pendiri Fred Smith dari posisi direktur utama.

Data keyakinan konsumen dan data pekerjaan bulanan memberikan sentimen yang cenderung positif. Indeks keyakinan konsumen berada di angka 107,2 atau hanya terpaut sedikit dari ekspektasi pasar yang semula memperkirakan angka 107,5.

Dari sisi bursa kerja, AS melaporkan tambahan angka pekerjaan baru pada Maret sebanyak 11,3 juta atau melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan angka 11,1 juta. Hal ini menguatkan keyakinan bahwa ramalan resesi di AS dinilai tidak akan terjadi.

Sebelumnya, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 5 tahun naik melampaui yield obligasi tenor 30 tahun, alasi membentuk kurva inversi. Pergerakan tersebut memicu beberapa ketakutan resesi, tetapi analis melihat tenor 2 tahun dan tenor 10 tahun tetap positif.

"Skenario kasus terbaik kami adalah ekonomi AS bisa menghindari resesi, menurunkan ancaman koreksi berkepanjangan di bursa saham," tutur Mark Haefele, Direktur Investasi UBS Global Wealth Management, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tekanan Geopolitik di Timur Tengah Mereda, Wall Street Dibuka Hijau!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular