Kripto Kembali Bergariah, Bitcoin Dekati Level US$ 47.000
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas kripto utama kembali bergairah pada perdagangan Senin (28/3/2022) pagi waktu Indonesia, setelah sempat terkoreksi pada perdagangan Sabtu lalu.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, hanya koin digital (token) berjenis stablecoin yakni Tether yang melemah pada hari ini.
Sedangkan sisanya terpantau kembali bergairah. Bitcoin melonjak 4,73% ke level harga US$ 46.805,28/koin atau setara dengan Rp 671.187.715/koin (asumsi kurs Rp 14.360/US$), Ethereum melompat 4,53% ke level US$ 3.292,01/koin atau Rp 47.207.423/koin.
Selanjutnya BNB melesat 2,74% ke US$ 429,04/koin (Rp 6.152.434/koin), XRP melaju 3,14% ke US$ 0,8633/koin (Rp 12.380/US$), Solana terapresiasi 3,5% ke US$ 106,03/koin (Rp 1.520.470/koin), Terra menguat 2,13% ke US$ 93,45/koin (Rp 1.340.073/koin), dan Avalanche terdongkrak 3,74% ke US$ 89,49/koin (Rp 1.283.287/koin).
Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.
Bitcoin dan kripto utama kembali bangkit setelah sempat terkoreksi pada perdagangan Sabtu lalu. Bitcoin kini sudah berada di kisaran level US$ 46.000 dan mencoba menembus kisaran level US$ 47.000.
Sedangkan Ethereum juga kembali bergairah berkembang. Kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasarnya mengikuti pola yang mirip dengan Bitcoin.
Volume perdagangan kriptio semakin meningkat setelah berminggu-minggu mencatatkan volume perdagangan yang rendah.
"Volume perdagangan naik karena para trader mencoba mengubah garis resistance menjadi garis support dan mengambil langkah lebih lanjut dalam penetapan harga," kata Joe DiPasquale, CEO BitBull Capital, dikutip dari CoinDesk.
DiPasquale mengatakan bahwa Bitcoin masih cenderung kuat dalam jangka pendek dan mencatat bahwa Bitcoin telah menunjukkan ketahanannya menyusul keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) minggu lalu untuk menaikkan suku bunga dan konflik Rusia-Ukraina yang masih berlanjut.
Tapi dia juga berhati-hati dalam menilai hari-hari mendatang. "Sementara pelaku pasar mulai mendapatkan bullish dan indeks fear and greed berada di zona netral, para bull Bitcoin ingin melihat harga berkonsolidasi di atas US$ 46.000 untuk kelanjutan lebih lanjut," kata DiPasquale.
"Minggu mendatang juga penting karena menandai akhir kuartal, dan kita bisa melihat peningkatan volatilitas setelah itu," tambahnya.
Sebelumnya pada Sabtu lalu, sebagian besar kripto utama sempat terkoreksi seiring lonjakan harga minyak mentah dunia yang menebar ketakutan inflasi. Aset berisiko mendapat tekanan dari investor yang lebih memilih aset safe haven untuk melindungi nilai aset mereka di tengah ketidakpastian ekonomi.
Hanya Bitcoin yang bertahan, sedangkan Ethereum dan delapan kripto utama lainnya terkoreksi. Namun, koreksi tersebut tak berlangsung lama, karena investor menilai bahwa sentimen bullish masih akan menghampiri pasar kripto, setidaknya dalam jangka pendek.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)