Perang Tak Kunjung Usai, Minyak Terbang 11% Pekan Ini

fsd, CNBC Indonesia
27 March 2022 12:45
Kapal perang rusia ork terbakar & tenggelam ditembak Ukraina. (Tangkapan Layar via Reuters)
Foto: Kapal perang rusia ork terbakar & tenggelam ditembak Ukraina. (Tangkapan Layar via Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia pada pekan ini kembali menguat lebih dari 11% sepanjang pekan ini karena investor khawatir akan prospek yang kurang menjanjikan terkait pasokan minyak dunia.

Pekan lalu harga minyak tercatat sempat turun 4,21% disebabkan oleh aksi ambil untung dari para investor, akan tetapi kondisi yang optimal di berbagai belahan dunia kembali memaksa kenaikan harga komoditas ini.

Perang antara Rusia dan Ukraina yang belum tampak ujungnya masih menjadi pemberat utama dengan krisis pasokan semakin bertambah berat setelah Barat memberikan sanksi terhadap Rusia. Secara bersamaan berkurangnya stok minyak dan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut ikut mendorong permintaan.

Harga minyak kontrak Brent melonjak 11,78% dibanding posisi penutupan pekan ini ke level US$ 120,65/barel. Sedangkan untuk minyak kontrak West Texas Intermediate (WTI) naik 8,79% ke US$ 113,90/barel pekan ini.

Setalah dua pekan beruntun melemah setelah meningkat tajam karena efek perang, pekan ini minyak dunia mampu pulih. Dalam sepekan hanya satu hari emas mengalami koreksi yang berarti dengan lainnya cenderung stabil atau mengalami kenaikan signifikan.

Sebelumnya pada awal bulan ini, harga minyak sempat melonjak ke level tertinggi barunya, karena investor merespons sanksi Negara Barat terhadap Rusia akan kebijakan ekspor minyak mentah.

Beberapa pengamat mengatakan jika sanksi Barat terkait minyak Rusia terus berlarut-larut, maka hal ini dapat menyebabkan krisis pasokan di dunia, yang tentunya dapat mendorong kenaikan inflasi yang lebih lanjut.

Pekan lalu, Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) juga telah memperingatkan produksi minyak Rusia dapat berhenti 30% dalam beberapa minggu. Dunia diyakini akan berpotensi diserang krisis pasokan.

Di lain sisi, Morgan Stanley menaikkan perkiraan harga Brent sebesar US$ 20 per barel untuk kuartal ketiga 2022 menjadi US$ 120 per barel, memprediksi penurunan produksi Rusia sekitar 1 juta barel per hari mulai April.

Penurunan produksi minyak Rusia tersebut akan lebih besar dibandingkan penurunan permintaan global.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Mentah Naik Lagi, Brent Dekati US$ 90 per barel!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular