Akhir Pekan Investor Memburu SBN, Harga Mayoritas SBN Menguat

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Sabtu, 26/03/2022 01:20 WIB
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup menguat pada perdagangan Jumat (25/3/2022) akhir pekan ini, di mana investor masih mengamati perkembangan konflik antara Rusia-Ukraina-Blok Barat.

Mayoritas investor kembali ramai memburu SBN pada hari ini, ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield). Hanya SBN bertenor 3, 20, dan 30 tahun yang cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan naiknya yield dan melemahnya harga.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 3 tahun naik 0,7 basis poin (bp) ke level 3,662%, sedangkan yield SBN berjatuh tempo 20 tahun juga naik sebesar 0,7 bp ke level 7,174%, dan yield SBN berjangka waktu 30 tahun menguat 0,8 bp ke level 6,999%.


Sementara untuk yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara kembali melemah 1,2 bp ke level 6,705% pada hari ini.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Pada hari ini, bursa saham Asia-Pasifik dan Eropa terpantau beragam karena investor merespons bervariasi dari sentimen konflik antara Rusia-Ukraina-Blok Barat.

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden untuk bertemu dengan para pemimpin Aliansi Pakta Atlantik Utara (North Atlantic Treaties Alliance/NATO) di Brussel, Belgia dalam rapat darurat.

NATO berjanji akan mengirim pasukan ekstra bersama dengan sayap timurnya. Inggris dan Amerika Serikat (AS) meluncurkan lebih banyak sanksi terhadap elit dan pejabat Rusia. Selain itu, AS mengumumkan miliaran lagi bantuan ke Ukraina.

Konflik yang berlarut dan perang sanksi dikhawatirkan melemparkan perekonomian dunia ke jurang resesi yang terutama memukul negara-negara dengan perekonomian yang belum bertumbuh pesat.

Sementara itu dari AS, yield surat utang pemerintah (US Treasury) cenderung kembali menguat pada perdagangan akhir pekan ini.

Dilansir dari CNBC International, yield obligasi pemerintah AS (Treasury) bertenor 10 tahun cenderung naik 2,4 bp ke level 2,365% pada pukul 06:00 waktu setempat, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Kamis kemarin di level 2,341%.

Potensi semakin agresifnya bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam hal kebijakan moneter kedepannya membuat investor terus melepas obligasi pemerintah AS.

Silvia Dall'Angelo, ekonom senior dari Federated Hermes, cenderung meragukan bahwa The Fed dapat merekayasa kebijakannya untuk ekonomi, mengingat ketidakpastian telah merasuki pasar obligasi.

"Akan sulit bagi The Fed untuk mengendalikan inflasi, tanpa merusak pertumbuhan dan pasar tenaga kerja," katanya dalam sebuah catatan, dikutip dari CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Modal Pasar Saham & SBN Tarik Investor Saat Iran-Israel Panas