
Polri Dekati Indodax Terkait Indra Kenz Cs, Ada Apa Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pihak Kepolisian bakal terus mengembangkan kasus kejahatan binary option dan robot trading. Hal ini dilakukan untuk melacak aliran dana para tersangka.
Direktur Tipideksus Bareskrim Polri, Brigjen Pol Whisnu Hermawan mengatakan, pihaknya menjalin kerjasama dengan para penjual kripto di Indonesia. "Ini dilakukan untuk membantu penyidik dalam pengungkapan aliran dana para tersangka," ujar Whisnu kepada CNBC Indonesia belum lama ini.
Di lain kesempatan, Whisnu menambahkan, pihaknya telah berkomunikasi dengan salah satu marketplace kripto Indodax dalam rangka pengusutan aliran dana tersebut.
"Di kripto, kami sudah berkomunikasi dengan teman-teman di Indodax dan kita sudah sita dana sekitar Rp 200 juta. Kami juga menelusuri hingga ke penyedia payment gateaway Zenith dan PPATK, karena diduga ada beberapa dana di luar negeri. Ini masih kami tracing," terang Whisnu.
Para tersangka kasus binary option dan robot trading memang memiliki tabiat yang tipikal. Mereka menggunakan duit para korban untuk membeli sejumlah aset. Ada aset berupa rumah, mobil mewah, hingga mata uang kripto.
Whisnu memastikan, pengembangan bakal terus dilakukan untuk mengusut tuntas kasus ini. Kepolisian setidaknya telah memeriksa 64 saksi hanya dari kasus Indra Kenz saja. Tidak menutup kemungkinan, jumlah tersangka bakal terus bertambah,
Wishnu mengingatkan masyarakat kalau dalam bisnis tidak ada yang pasti untung, apalagi kalau ada yang menjanjikan untung fixed 1% sehari. Dia berharapa masyarakat tidak gelap mata dengan keuntungan yang dijanjikan.
"Kalau liat uang cash dilihat, raba, terawang, klo ini legalitas dan logis, tidak mungkin perusaahan bisa kasih 25% sebulan, legal harus, banyak info dari masyarakat, legal tidak, klo dia bilang legal, cek aja, ada OJK dan Bappebti," pungkas Wishnu.
(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saking Masifnya, Polisi Sampai Buka Hotline Korban Binomo Cs
