Siap-siap Harga Teh Manis Bakal Mahal, Ini Penyebabnya!
Jakarta, CNBC Indonesia - "Tiada lain yang manis selain dirimu." Ungkapan tersebut mungkin segera jadi nyata. Sebab Indonesia mulai kehabisan stok gula jelang bulan Ramadhan dan menyambut Idul Fitri.
Mengacu data PIHPS, harga gula gula pasir lokal bertengger di Rp 13.300/kg. Sedangkan gula pasir kualitas premium Rp 14.200/kg.
Mulai menipisnya pasokan gula nasional harus segera di atas. Sebab, biasanya kebutuhan gula nasional akan naik 10%-15% pada saat Ramadan-Lebaran. Akibatnya, harga gula di dalam negeri diprediksi masih akan mahal.
Mengutip paparan Menteri Pertanian (Mentan) saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Jakarta, Selasa (22/3/2022), pada awal tahun 2022 ada stok gula sebanyak 744.208 ton, dengan estimasi konsumsi bulanan 297.048 ton.
Produksi dalam negeri diprediksi mencapai 246.418 ton sementara realisasi impor per Januari 2022 adalah 200.600 ton.
Tercatat ada 841.033 ton gula dalam rencana impor.
Kelangkaan bisa diperparah dengan musim giling yang diprediksi baru sekitar bulan Mei 2022. Artinya, sudah telat menambah pasokan gula dari produksi.
Ketua Umum Ikatan Ahli Gula (Ikagi) Aris Toharisman mengatakan pemerintah harus mendorong pemilik kuota impor raw sugar segera melakukan pembelian.
"Langsung saja sekarang biar bisa diolah lalu didistribusikan segera. Kalau harus menunggu musim giling, nanti nggak akan bisa menopang kebutuhan Lebaran yang tahun ini jatuh di awal Mei," ujarnya.
Sementara, ongkos kargo diprediksi masih akan tetap tinggi dengan ketersediaan kapal yang terbatas akibat pandemi Covid-19, rantai pasok global terganggu dan memicu lonjakan ongkos kargo hingga saat ini mencapai 9-10 kali lebih mahal dibandingkan sebelum pandemi.
"Biaya freight (kargo) sekarang rata-rata US$70 per ton untuk AS termasuk Brasil, kalau Australia itu sekitar US$40 per ton, sementara Thailand US$25 per ton. Perang Rusia-Ukraina ini pun mendongkrak lagi harga freight. Sekarang sudah naik 20%, kalau perang lanjut bisa-bisa freight naik lagi 2 kali lipat dari sekarang," ujar Aris.
Belum lagi, lanjut dia, perang Rusia-Ukraina menambah ketidakpastian di pasar internasional. Gejolak harga minyak mentah dunia akibat perang Rusia-Ukraina mendorong Brasil mengalihkan produksi tebunya ke ethanol.
"Switching (pengalihan) ini biasa di Brasil. Tapi produksi gula mereka banyak dan nggak semua jadi ethanol, tergantung kebijakan blendednya saja. Dan itu hanya fokus konsumsi domestiknya saja, tidak akan mengganggu pasokan ekspor," ujar Aris.
Hanya saja, lanjut Aris, kondisi itu bisa mempengaruhi psikologis harga gula di pasar internasional.
Mengacu ke tradingeconomics.com, harga gula di pasar internasional di perdagangan Senin, 7 Maret 2022 terpantau kembali menanjak ke atas 19,26 sen dolar AS per pon mendekati level rekor 5 tahunan di 20,42 sen dolar AS per pon pada medio November 2021. Harga gula internasional sudah naik 27,63% year-on-year (yoy).
Asal tahu saja, Indonesia merupakan importir bersih gula. Mengacu data Badan Statistik Nasional (BPS),
Karena itu, Aris berpendapat realisasi impor mendesak dilakukan segera. Indonesia mengimpor gula sepanjang tahun 2020 sebesar 6,6 juta ton, sedangkan ekspor sebesar 1,05 juta ton. Defisit yang tercatat sekitar 5,5 juta ton. Akibatnya harga gula nasional akan sensitif dengan harga gula global.
"Nggak usah menunggu musim giling atau harga turun. Iya kalau barangnya langsung dapat karena ketidakpastian di global," katanya.
Oleh karena itu, harga gula nasional diperkirakan masih akan menanjak hingga jelang hari raya Lebaran. Berdasarkan historis, pada bulan April 2020, harga gula pasir lokal mencapai Rp 17.200/kg. Sedangkan gula jenis premium mencapai Rp 16.450.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)