Fakta! Teller Bank akan Punah, Sri Mulyani Tidak Asal Ngomong

Feri Sandria, CNBC Indonesia
Jumat, 25/03/2022 10:16 WIB
Foto: Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa pekerjaan diprediksi akan menghilang dalam beberapa tahun ke depan, tidak terkecuali yang berada di sektor perbankan. Salah satu profesi yang terancam akan berkurang drastis atau bahkan hilang di masa depan adalah teller bank, seiring dengan tren kemajuan teknologi dan tingkap penetrasi serta adopsi yang tinggi.

Disrupsi digital ini juga dipercepat oleh pandemi Covid-19 di mana masyarakat mendidik dirinya sendiri untuk menjadi lebih adaptif.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan tanggapan mengenai masalah ini. Menurutnya disrupsi dan transformasi digital menjadi tantangan global, tidak eksklusif terjadi di Indonesia. Meski disrupsi digital mengilangkan beberapa pekerjaan namun juga memunculkan ekonomi-ekonomi baru.


"Transformasi digital itu memunculkan ekonomi-ekonomi baru. [Teller dan back office bank] mungkin akan hilang katakanlah tetapi pasti akan memunculkan services baru yang dibutuhkan masyarakat," terangnya.

Sebelumnya ia juga pernah menyebut pada tahun 2045 mendatang, kemungkinan sudah tidak ada lagi profesi teller bank karena masyarakat sudah terbiasa dengan penggunaan teknologi digital. Fenomena ini bahkan sudah terjadi di Eropa di mana beberapa bank sudah beroperasi tanpa memberikan layanan secara personal dan digantikan oleh teknologi.

Pernyataan Sri Mulyani juga diamini oleh bos-bos bank kelas kakap di tanah Air yang saat ini juga turut menyiapkan sejumlah strategi terkait hal tersebut.

Direktur Treasury & International Banking PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Panji Irawan mengungkapkan, strategi perusahaan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memberikan pendidikan dan melakukan pemetaan (mapping) talent yang dimiliki oleh para teller.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Royke Tumilaar, akhir tahun lalu kepada CNBC Indonesia mengungkapkan, tren berkurangnya peran teller bank memang sudah dimulai. Saat ini, banyak nasabah BNI yang menggunakan mobile banking sehingga, volume transaksi yang ada di teller, di customer service mulai berkurang banyak.

Jumlah Karyawan Menyusut

Fenomena ini sebenarnya bukan hal baru, banyak pengamat dan ekonom telah memprediksi teller akan dapat digantikan oleh mesin dan kecerdasan buatan.

Vikram Pandit, yang pernah menjabat sebagai Executive Officer Citigroup Inc era 2007-2012, juga sempat mengatakan kepada Bloomberg TV pada 2017 bahwa teknologi artificial Intelligence dan robot akan menghilangkan pekerjaan bank dalam 30 tahun ke depan.

Hal tersebut pada akhirnya turun menekan jumlah karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan yang bergerak di industri perbankan, yang saat ini pergerakannya sudah mulai terlihat.

Berdasarkan laporan keuangan emiten perbankan utama, pengurangan jumlah karyawan dari tahun ke tahun menjadi pola nyata.

Dalam lima tahun terakhir emiten perbankan telah mengurangi jumlah karyawannya secara perlahan, bahkan ada yang memangkas hingga ribuan pekerjaan dalam periode tersebut!

Dari delapan emiten perbankan utama, hanya bank BUMN terbesar yang mampu meningkatkan jumlah karyawannya dalam lima tahun terakhir. Dua emiten bank BUMN lain yakni Mandiri dan BNI juga relatif mampu menjaga stabilitas jumlah pekerja, dengan jumlah karyawan turun kurang dari 2,5%

Meski demikian tidak disebutkan dengan pasti pekerja di bagian mana saja yang jumlahnya berkurang drastis dalam laporan keuangan emiten perbankan tersebut. Akan tetapi melihat perkembangan jaman dan teknologi, sangat mungkin bahwa jenis pekerjaan yang banyak dipangkas termasuk teller.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi