Gegara Cukai Rokok, Laba HMSP Drop 16,8% di 2021
Jakarta, CNBC Indonesia - Perolehan laba bersih emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) merosot sepanjang 2021. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan laba HMSP turun 16,83% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 7,14 triliun.
Sebagai perbandingan, pada 2020 lalu laba HMSP yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp8,58 triliun. Penurunan ini membuat nilai laba per saham HMSP turun menjadi Rp 61/lembar, dibanding posisi 2020 yaitu Rp74/lembar.
Penurunan laba dialami HMSP meski pendapatan atas penjualan naik dari Rp 92,42 triliun di 2020 menjadi Rp 98,87 triliun per akhir 2021. Kenaikan ini tertekan oleh bertambahnya beban pokok perusahaan dari Rp 73,65 triliun menjadi Rp 81,95 triliun di 2021.
Pada periode yang sama, aset HM Sampoerna tercatat bertambah. Nilainya mencapai Rp 53,09 triliun atau lebih besar dibanding akhir 2020 yaitu Rp49,67 triliun.
Liabilitas perusahaan ada di angka Rp 23,89 triliun per 2021, tumbuh dibanding posisi 2020 sebesar Rp19,43 triliun. Kenaikan liabilitas banyak disumbang oleh pos utang cukai. Pada 2021, utang cukai perusahaan mencapai Rp 14,835 triliun atau naik 55,38% YoY dibanding posisi 2020 yaitu Rp9,547 triliun.
"Penambahan utang cukai ini disebabkan adanya peraturan Menteri Keuangan No.57/PMK.04/2017 terkait restorasi fasilitas penundaan pembayaran pita cukai pada akhir tahun dan kenaikan pembelian pita cukai di Desember 2021 dibandingkan dengan Desember 2020," tulis HMSP dalam surat kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Jumat (25/3/2022).
Pada saat yang sama, ekuitas HMSP turun dari semula Rp30,24 triliun menjadi Rp29,19 triliun. Nilai kas dan setara kas perusahaan di akhir 2021 adalah Rp17,84 triliun, naik dari setahun sebelumnya di angka Rp15,80 triliun.
(hps/hps)