
Ingin Jadi Crazy Rich Tanpa Tipu-tipu? Punya Saham BBCA!

Jakarta, CNCB Indonesia - Hari ini merupakan hari terakhir cum date dividen PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Ini berarti hari terakhir dikenakannya hak atas dividen bank dengan market cap atawa kapitalisasi pasar jumbo tersebut.
Manajemen kunci BBCA sepertinya tidak mau ketinggalan momen tersebut. Kemungkinan ini tercermin dari aksi borong saham yang dilakukan mulai dari dewan komisaris hingga direksi.
Pembelian terbesar dilakukan oleh bos BBCA, jahja Setiaatmadja yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur BBCA. Ia membeli 633.005 saham BBCA di harga Rp 8.060 per saham.
Sehingga, jika ditotal, ia merogoh kocek sekitar Rp 5,1 miliar untuk transaksi tersebut pada 22 Maret kemarin. Transaksi ini ia lakukan setelah sebelumnya menjual 619.900 saham BBCA di harga Rp 8.050 atau setara Rp 4,99 miliar.
Selain Jahja, berikut manajemen kunci yang memborong saham BBCA berdasarkan keterbukaan informasi, Kamis (24/3/2022).
- Rudy Susanto, membeli 298.359 di harga Rp 8,060 pada 23 Maret. Nilai transaksi mencapai Rp 2,4 miliar.
- Tony Kusnandi membeli 145.147 saham di harga Rp 8.060 pada 23 Maret. Nilai transaksinya setara sekitar Rp 1,17 miliar.
- Vera Eve Lim beli 229.817 saham di harga Rp 8.060 pada 23 Maret. Nilai transaksinya Rp 1,85 miliar.
- Djohan Emir Setijono beli 177.402 saham di harga Rp 8.060 pada 23 Maret. Nilai transaksinya Rp 1,43 miliar.
- Gregory Hendra beli 193.530 saham di harga Rp 8.960 pada 23 Maret. Nilai transaksinya Rp 1,56 miliar.
- Santoso beli 205.626 saham di harga Rp 8.060 pada 23 Maret. Nilai transaksinya Rp 1,66 miliar
- Subur Tan beli 278.199 di harga Rp 8.060 pada 23 Maret. Nilai transaksinya Rp 2,42 miliar.
Semua transaksi itu dilakukan dengan tujuan investasi jangka panjang. Transaksi ini juga dilakukan sebelum tanggal cum dividen berakhir pada 25 Maret.
Asal tahu saja, BBCA berencana membagikan dividen tahun buku 2021 senilai Rp 120 per saham. Dus, jika ditotal dengan dividen interim Rp 25 per saham yang telah dibagikan pada 7 Desember 2021, total nilai dividen BBCA Rp 145 per saham.
Dengan nilai tersebut, berikut gambaran dividen yang manajemen terima setelah aksi borong saham berjamaah.
|
Sejumlah penerimaan dividen yang diterima memang masih lebih kecil dari nilai transaksi yang sebelumnya dilakukan. Rudy Santoso misalnya.
Ia sebelumnya membeliĀ 298.359 saham BBCA dengan total nilai transaksi mencapai Rp 2,4 miliar. Sedang dividen yang didapat hanya senilai Rp 353,57 juta.
Tapi, gambarannya seperti ini. Rp 353,57 juta setara sekitar Rp 29,46 juta per bulan selama satu tahun. Artinya, tanpa bekerja, hanya mengandalkan dividen BBCA saja, sudah bisa mendapat pemasukan rutin hampir Rp 30 juta per bulan.
Jika jumlah kepemilikannya sebesar Djohan Emir Setijoso, maka pemasukan bulanannya bisa lebih besar lagi. Rp 15,43 miliar setara dengan Rp 1,28 miliar per bulan.
Nilai itu masih bisa bertambah jika mempertimbangkan potensi kenaikan laba bersih BBCA di masa mendatang. Kenaikan ini turut mengerek pertumbuhan dividen BBCA ke depan.
(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Bos-bos BCA Borong Saham BBCA, Incar Dividen Nih?