
HKMU Masih Cari Pengendali Baru, Hyamn Susah Dikontak

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) kesulitan berkomunikasi dengan PT Hyamn Sukses Abadi (HSA) untuk kembali menjadi Pemegang Saham Pengendali (PSP) perseroan.
"Berbagai upaya telah dilakukan HKMU dalam membangun kembali komunikasi dengan HSA namun tidak mendapatkan tanggapan. Karena kesulitan dalam komunikasi ini, besar kemungkinan HSA tidak berencana menjadi PSP kembali. Maka perseroan akan fokus dengan calon pengendali baru lainnya," ungkap manajemen HKMU dalam keterbukaan informasi, Selasa (22/3/2022).
Berdasarkan keterbukaan informasi, sejak 31 Januari 2022, PT Hyamn Sukses Abadi (HSA) melepaskan semua kepemilikan sahamnya di HKMU. Sehingga HKMU tidak memiliki pengendali, yang menjadi perhatian regulator Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Oleh karena itu, HKMU berinisiatif mengajukan kembali ke HSA mengenai kesediaannya untuk kembali menjadi pengendali HKMU melalui surat tertulis. Pada 23 Februari, HKMU mengirimkan surat kepada HSA untuk menyampaikan permohonan kembali menjadi pengendali.
"Namun diketahui dari jasa ekspedisi pada 11 Maret 2022 surat tersebut kembali dengan keterangan sudah tidak beroperasional," kata keterbukaan informasi.
Diberitakan sebelumnya, saat ini terjadi kekosongan pengendali atas emiten ini. Dijelaskan bahwa komunikasi terakhir kali antara HK Metals Utama dengan PT Hyamn Sukses Abadi sebagai pemegang saham utama dilakukan pada 13 Desember 2021.
Waktu itu bertepatan dengan transaksi pelepasan saham sebanyak 150.000.000 lembar sehingga kepemilikan saham HSA setelah transaksi menjadi 98.367.025 lembar atau setara 3,05%.
Namun demikian, tidak terdapat dampak dari perubahan pengendalian terhadap operasional dan pengembangan bisnis perusahaan. Saat ini perusahaan masih membukukan omset Rp 48,3 miliar, naik 56% dibandingkan dengan per Januari 2021 sebesar Rp 31 miliar.
Disebutkan, per 8 Februari 2022 ada sebanyak 14.748 pemegang saham dan tidak ada kepemilikan di atas 5%.
Sedangkan kepemilikan saham terbesar saat ini adalah PT Alam Mubarok Sejahtera sebesar 4,87% dan Fadli Y. Arif sebesar 4,66%.
Di bawah itu ada PT Hyamn Multinves Perkasa sebesar 3,33%, PT JPS Properti Indonesia sebesar 3,20% dan Andika Rahman 3,05%.
Dalam waktu dekat, perusahaan akan melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD/rights issue). Langkah tersebut dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka mendukung program-program strategis yang telah dicanangkan.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ditinggal Pengendali, Begini Penjelasan Manajemen HKMU