Asing Pilih Jualan, IHSG Turun 14 Poin di Penutupan Sesi 1

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Senin, 21/03/2022 11:50 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berayun ke zona merah pada penutupan perdagangan sesi pertama Senin (21/3/2022), menyusul aksi jual investor asing setelah kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS).

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di 6.940,326 atau melemah 14,64 poin (-0,21%) pada penutupan sesi pertama. Sebanyak 223 saham menguat, 275 lain melemah, dan 167 sisanya flat.

Dibuka merah ke 6.945,893, indeks acuan utama bursa nasional tersebut sempat menguat hingga menyentuh level tertinggi hariannya di 6.974,154 pada pukul 09:20 WIB. Bergerak volatil, IHSG menyentuh level terendah hariannya pada 6.937,09 pukul 11:22 WIB.


Nilai perdagangan masih terbatas, yakni sebanyak Rp 6,7 triliunan dengan melibatkan 14 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 815 ribuan kali. Investor asing kali ini berbalik mencetak penjualan bersih (net sell), senilai Rp 223,76 miliar di pasar reguler.

Saham yang mereka lego terutama adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 126,6 miliar dan Rp 80,8 miliar. Keduanya drop masing-masing sebesar 0,63% ke Rp 7.850 dan 3,79% ke Rp 7.625/unit.

Sebaliknya, saham yang diburu terutama PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 62,5 miliar dan Rp 46,1 miliar. Keduanya bergerak berbeda arah di mana ASII lompat 2,34% ke Rp 6.550 sementara TLKM flat di Rp 4.540/saham.

Transaksi terbesar dibukukan BMRI dan BBCA dengan nilai perdagangan masing-masing sebesar Rp 437,6 miliar dan Rp 338,1 miliar. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyusul dengan total nilai perdagangan Rp 219,9 miliar.

Aksi jual asing hari ini berbalik dari data perdagangan pekan lalu yang mencatat arus masuk dana asing ke pasar saham senilai Rp 7,22 triliun, mengindikasikan bahwa tren outflow di pasar obligasi kini mulai menjangkiti bursa saham.

Fenomena tersebut umum terjadi ketika suku bunga acuan di AS menguat sehingga memicu lonjakan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS dan menarik dana-dana global untuk masuk ke pasar obligasi maupun pasar saham utamanya sektor teknologi.

Pada rapat bulan Maret 2022, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (Bp) sehingga Fed Fund Rate target sekarang berada di kisaran 0,25-0,5%.

The Fed diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan sampai ke level 1,9% pada 2022. Artinya di sisa enam pertemuan lagi bank sentral terkuat dunia tersebut akan terus mendongkrak suku bunga acuannya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor