Pasokan Terhambat Lagi, Harga Timah Lompat Lagi

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Senin, 21/03/2022 13:25 WIB
Foto: Sebuah truk melewati area penambangan timah PT Timah di Indonesia di Pemali, Pulau Bangka, Indonesia, 25 Juli 2019. REUTERS / Fransiska Nangoy

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah dunia melesat pada perdagangan awal pekan ini. Kendala persediaan jadi penopang laju timah.

Pada Senin (21/3/2022) pukul 11.18 WIB harga timah dunia tercatat US$ 42.750/ton, naik 1,05% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.


Mengutip SMM, persediaan timah di China turun tajam dan pasokan di pasar spot masih ketat. Pekan kan ini akan dimulai kembali produksi beberapa perusahaan hilir. Sehingga diperkirakan akan mendongkrak permintaan.

Ekspektasi pemulihan permintaan dan penurunan persediaan di China akan mendorong harga timah.

"Asosiasi Timah Internasional sekarang memperkirakan harga timah akan tetap kuat lebih lama," kata perusahaan tambang timah Stellar Resources Limited, dalam laporan keuangan semester II-2021.

Dikatakan permintaan meningkat karena timbulnya pandemi virus corona yang mendorong aktivitas kerja jarak jauh. Hal ini telah mendorong permintaan timah untuk komputer dan produk elektronik rumah lainnya.

"Karena timah solder adalah lem yang menghubungkan segala sesuatu secara elektronik, ini berarti peningkatan permintaan timah," kata perusahaan itu.

Timah juga berkontribusi dalam industri energi hijau. Permintaan timah untuk membangun teknologi panel surya.Sementara itu, pasokan global mengalami penurunan masing-masing dalam tiga tahun terakhir.

Indonesia merupakan pemain timah utama dunia. Pada 2021, produksi timah nasional diperkirakan sebanyak 71.000 ton. Naik 33,96% dan menjadi yang terbesar kedua setelah China.

Indonesia juga adalah negara pengekspor timah terbesar dunia. Menurut catatan Bank Dunia, volume ekspor timah Indonesia pada 2018 adalah 75.518,3 ton. Jumlah tersebut setara dengan 33% pasar ekspor dunia.


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tarif Royalti Naik, Investasi ke Industri Timah Banyak Tertunda