
Pasca UMA Gara-Gara Pola Transaksi Tak Wajar, Saham BOGA Lesu

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten yang bergerak di bisnis dealership mobil, auto rental, dan auto service, PT Bintang Oto Global Tbk (BOGA), turun tipis pada lanjutan sesi I perdagangan Senin (21/3/2022).
Ini terjadi seiring pihak bursa memasukkan saham BOGA ke dalam kategori unusual market activity (UMA) atau pergerakan saham di luar kebiasaan pada Jumat minggu lalu (18/3).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.09 WIB, saham BOGA turun 0,36% ke Rp 1.370/unit, dengan nilai transaksi Rp 48,95 miliar dan volume perdagangan 55,76 juta saham.
Sebelumnya, selama Senin (14/3) hingga Kamis pekan lalu (17/3) saham BOGA mengalami kenaikan beruntun, kendati tipis, di antara 0,36% sampai 0,74%.
Nilai transaksi sepanjang empat hari tersebut di rentang Rp 145,48 miliar sampai Rp 160,23 miliar. Sementara, volume perdagangan berada di range 105,76 juta sampai 117,42 juta saham.
Sebelumnya, pada Jumat pekan lalu (18/3), BEI menginformasikan adanya indikasi pola transaksi yang tidak wajar pada saham BOGA yang di luar kebiasaan (UMA).
"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal," jelas BEI, dikutip CNBC Indonesia, Senin (21/3/2022).
Informasi terakhir mengenai BOGA adalah informasi tanggal 9 Maret 2022 yang dipublikasikan melalui website BEI terkait laporan bulanan registrasi pemegang efek.
Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham di atas, BEI saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham tersebut.
Karenanya, bursa mengimbau, para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban emiten di atas atas permintaan konfirmasi BEI, mencermati kinerja Perusahaan Tercatat dan keterbukaan informasinya.
Kemudian, investor juga perlu mengkaji kembali rencana corporate action (aksi korporasi) emiten yang dimaksud apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Turun Tajam, BEI Pantau Ketat Pergerakan Saham KSIX