Bitcoin cs Loyo Lagi, Investor Mulai Profit Taking?

chd, CNBC Indonesia
Senin, 21/03/2022 10:10 WIB
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bitcoin, Ethereum, dan kripto utama lainnya terpantau melemah pada perdagangan Senin (21/3/2022) pagi waktu Indonesia, karena investor mulai merealisasikan keuntungannya setelah harganya melesat pada pekan lalu.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:20 WIB, hanya koin digital (token) Terra yang masih menguat pada pagi hari ini. Terra menguat 0,27% ke level harga US$ 92,19/koin atau setara dengan Rp 1.322.005/koin (asumsi kurs Rp 14.340/US$).

Sedangkan sisanya mulai terkoreksi. Bitcoin melemah 1,9% ke level harga US$ 41.206,89/koin, setara dengan Rp 590.906.803/koin, Ethereum merosot 2,25% ke level US$ 2.865,21/koin atau Rp 41.087.111/koin.


Selanjutnya BNB terkoreksi 1,52% ke US$ 390,31/koin (Rp 5.597.045/koin), XRP terpangkas 1,23% ke US$ 0,8044/koin (Rp 11.535/koin), Cardano terdepresiasi 1,5% ke US$ 0,8787/koin (Rp 12.601/koin), Solana ambles 3,59% ke US$ 88,22/koin (Rp 1.265.075/koin), dan Avalanche ambrol 5,09% ke US$ 84,29/koin (Rp 1.208.719/koin).

Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.

Bitcoin dan kripto utama lainnya mulai diperdagangkan di zona merah pada pagi hari ini. Meski mulai memerah, tetapi Bitcoin masih mampu bertahan di kisaran level US$ 41.000. Investor pun mulai merealisasikan keuntungannya.

Mulai terkoreksinya kripto utama pada pagi hari ini terjadi setelah harganya cerah pada pekan lalu.

Sepanjang pekan lalu, Bitcoin dan Ethereum cukup cerah, Bitcoin melesat lebih dari 8%, sedangkan Ethereum sudah melonjak hingga lebih dari 13%. Bahkan, kapitalisasi pasar Bitcoin nyaris kembali menyentuh kisaran US$ 800 miliar.

Tak hanya Bitcoin dan Ethereum saja, mayoritas kripto altcoin utama terpantau cerah, bahkan ada yang sudah melesat hingga lebih dari 24%, yakni Avalanche.

Investor di kripto tak lagi khawatir dengan kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), karena kenaikannya sudah sesuai dengan prediksi mereka.

Sebagai informasi, The Fed telah menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin (bp) pada Rabu pekan lalu, selaras dengan harapan pasar.

The Fed juga memperkirakan rencana agresif untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut sembari memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini.

"Orang-orang sudah lebih nyaman dengan fakta yang suku bunga yang akhirnya naik. Ini sudah dibicarakan oleh Ketua [The Fed] (Jerome) Powell sejak awal Desember," jelas Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities, kepada Reuters.

Meski investor kini tak terlalu khawatir dengan kenaikan suku bunga The Fed, Namun masih ada potensi perubahan harga yang lebih besar dalam waktu dekat.

"Terlepas dari risk-on week untuk aset kripto, kemungkinan kripto akan menghadapi volatilitas tambahan dalam waktu dekat. Tetapi kami tetap optimis bahwa setiap penurunan di Bitcoin dan Ethereum adalah peluang pembelian," kata Sean Farrell, wakil presiden strategi aset digital di FundStrat, dikutip dari CoinDesk.

Di lain sisi, investor juga cenderung merespons positif dari dialog antara Presiden AS, Joe Biden dan Presiden China, Xi Jinping mengenai konflik di Ukraina. Keduanya ingin konflik segera berakhir. Hal ini yang kemudian diapresiasi oleh pasar.

Biden dan Xi menekankan langkah diplomatik sebagai solusi konflik antara Rusia dan Eropa Timur. Pihak AS memberi peringatan kepada China agar tidak memberikan dukungan material untuk Rusia. Sementara China meminta aliansi NATO untuk membuka dialog dengan Rusia.

"Pembacaan dari pertemuan itu seperti yang diharapkan," ujar Art Hogan, kepala strategi pasar di National Securities di New York.

"Mengenai Rusia, Ukraina, pasar lebih positif pada berita dari front diplomatik daripada negatif pada eskalasi," tambahnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Panas" AS-China & Aksi The Fed Bikin Bitcoin Berpesta