
Keluarga Rothschild Berharta Rp5.000 T, Untung dari Covid-19?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nama keluarga Rothschild kali ini kembali mencuat. Keluarga Yahudi kaya itu disebut-sebut menjadi dalang dari pandemi Covid-19 dan juga diuntungkan dengan situasi hari ini.
Richard A. Rothschild, salah satu anggota keluarga Rothschild, dilaporkan telah memiliki paten teknologi untuk pengujian Covid-19. Ia diduga menyebarkan virus ini untuk mendapatkan keuntungan dari sistem pengujiannya.
"Artikel tersebut mengklaim bahwa tanggal prioritas 2015 adalah bukti bahwa pandemi virus corona telah direncanakan," tulis laporan itu seperti dilaporkan Reuters akhir tahun 2021 lalu.
Akan tetapi setelah ditelusuri oleh Reuters, klaim mengejutkan itu ternyata palsu. Di tahun 2015 seorang memang ada pria bernama Richard A. Rothschild yang mengajukan sebuah paten. Namun bukan untuk pelacakan virus corona, melainkan paten tersebut digunakan untuk melakukan pelacakan biometrik.
Teori konspirasi tentang keluarga Rothschild bukan datang kali ini saja, melainkan sudah sangat sering, dan secara periodik mengemuka di internet.
Keluarga ini sebelumnya sering dikaitkan dengan teori tentang Illuminati, Tatanan Dunia Baru, dan kelompok uang gelap lainnya yang diduga menarik tali pemerintah dunia.
Keluarga Rothschild bahkan telah disalahkan atas berbagai hal buruk mulai dari memulai perang untuk keuntungan pribadi, mendanai Holocaust hingga pembunuhan presiden Amerika Serikat (AS).
Lalu siapa sebenarnya keluarga Rothschild?
Rothschild merupakan kekuatan dinasti perbankan terkenal seantero Eropa bahkan dunia. Keluarga itu diduga memiliki kekayaan US$ 350 miliar atau setara Rp5.035 triliun.
Pengumpulan kekayaan keluarga ini dimulai oleh Mayer Mayer Amschel Rothschild. Mayer sendiri merupakan anak dari pedagang valuta asing yang bernama Amschel Rothschild.
Ia lahir di sebuah pemukiman Yahudi di Frankfurt, Jerman, pada 23 Februari 1774. Dengan latar belakangnya ini, ia memfokuskan hidupnya untuk menjadi seorang bankir.
Ia mengawali karirnya di bank bentukan bankir Yahudi lainnya, Simon Wolf Oppenheimer. Di sana ia bekerja dan mempelajari perdagangan internasional dan valuta asing.
Rothschild lalu memutuskan untuk mendirikan usaha perbankannya sendiri abad ke-18. Dari usaha kecil yang bergerak di bidang perdagangan, bisnis Mayer kemudian berkembang pesat.
Ia mulai merambah ke bank dagang, bank swasta, akuisisi dan merger. Ia juga merambah asuransi dan modal ventura, komoditas, investasi dan dana pensiun.
Saat ini, salah satu anggota keluarga itu yang masih hidup dan berpengaruh besar adalah David Rene de Rothschild. Pria berusia 78 tahun itu adalah Ketua Dewan Pengawas Rothschild & Co dan Kepala Rothschild Continuation Holdings.
Selain itu, ia juga menduduki jabatan strategis di Komisi Yahudi Dunia atau yang dikenal dengan WJC sebagai ketua Dewan Pengurus. WJC bekerja untuk memperkuat ikatan antara orang Yahudi dan melindungi hak-hak dan keselamatan mereka, dengan anggota meliputi 80 negara.
Saat ini, bisnis Rothschild berada dalam skala yang jauh lebih kecil daripada sepanjang abad ke-19, meskipun mencakup berbagai bidang, termasuk: real estate, layanan keuangan, pertanian campuran, energi, pertambangan, pembuatan anggur, dan organisasi nirlaba.
Selain itu hanya terdapat satu anggota keluarga yang masuk dalam daftar orang terkaya dunia versi Forbes yakni Benjamin de Rothschild. Akan tetapi awal tahun ini dia telah meninggal akibat serangan jantung di umur 57 tahun.
Meskipun keluarga Rothschild jelas merupakan salah satu kekuatan finansial paling signifikan di dunia selama berabad-abad yang lalu, saat ini mereka tidak lagi memiliki pengaruh yang sama dalam skala global.
(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jacob Rothschild Meninggal Dunia, Aset Peninggalannya Bikin Melongo