Meski Menguat, IHSG Sepekan ini Gagal Ditutup di Level 7.000
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham nasional menguat sepekan ini, menyusul membaiknya sentimen global di tengah meredanya ketegangan di Ukraina meskipun berujung pada tekanan saham-saham komoditas.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (18/3/2022) melemah 0,14% atau 9,42 poin menjadi 6.954,965. Namun dalam hitungan sepekan, IHSG terhitung menguat 0,47% atau 32,36 poin dibandingkan dengan posisi penutupan akhir pekan lalu di level 6.922,602.
Reli mingguan itu melanjutkan penguatan yang dicetak sepekan sebelumnya sebesar 0,58% atau 40,16 poin. Sayangnya, penguatan sepanjang pekan ini tidak cukup kuat untuk membawa IHSG berakhir di level psikologis baru yang ditunggu-tunggu, yakni 7.000.
Pasalnya, sentimen negatif sebenarnya masih mendominasi sehingga dalam 5 hari perdagangan pekan ini, indeks acuan utama bursa nasional tersebut menguat hanya 2 hari, yakni pada Senin dan Rabu. Reli terbesar terjadi pada Rabu, sebesar 1,07%.
Mengawali pekan, IHSG menguat 0,43% atau 29,6 poin pada Senin. Kenaikan terjadi mengikuti tren positif dana global yang menyerbu pasar saham nasional di tengah masih tingginya harga komoditas akibat kekhawatiran akan efek krisis Ukraina.
Tren positif tersebut berlanjut pada Selasa, hingga indeks acuan utama bursa nasional tersebut sempat menyentuh level psikologis 7.000 meski kemudian pasar melakukan konsolidasi karena khawatir bahwa reli tersebut belum didukung aspek fundamental seperti risiko perang.
IHSG pun berakhir terkoreksi 0,49% pada Selasa. Reli pada Rabu terjadi di tengah menguatnya perkiraan bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS), yakni Federal Reserve (The Fed), hanya akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (Bp) pada Maret.
Kenaikan Fed Funds Rate secara terbatas tersebut menekan risiko taper tantrum (koreksi pasar karena pengetatan moneter di AS). Namun koreksi saham-saham komoditas dalam 3 hari terakhir perdagangan menggerogoti reli IHSG selama sepekan.
Data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan total nilai perdagangan sepekan mencapai Rp 82,7 triliun, yang berasal dari transaksi 117,6 miliar saham sebanyak 6,8 jutaan kali. Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 6,66 triliun di pasar reguler.
Aksi beli terbesar asing menimpa saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masing-masing senilai Rp 2 triliun dan Rp 1,3 triliun selama sepekan ini.
Sebaliknya, aksi jual asing menimpa saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dengan nilai net sell asingmasing-masing senilai Rp 202,1 miliar dan Rp 88,1 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)