China Genjot Proyek Infrastruktur, Tembaga Laris Manis

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 18/03/2022 12:54 WIB
Foto: Truk diparkir di tambang terbuka kompleks tambang tembaga dan emas Grasberg PT Freeport dekat Timika, di wilayah timur Papua, Indonesia (19/9/2015). (REUTERS/Muhammad Adimaja/Antara Foto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia menguat pada perdagangan siang hari ini. Ekonomi China diharapkan bangkit tahun ini dan mendorong permintaan logam.

Pada Jumat (18/3/2022) pukul 12:14 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 10.295,5/ton, naik 0,5% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Wakil Perdana Menteri China Liu He pada mendesak badan-badan pemerintah untuk meluncurkan kebijakan ramah pasar. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan beberapa kekhawatiran perlambatan ekonomi karena kebangkitan kasus virus corona.

"Semua orang terdorong oleh pertemuan kemarin dan juga secara umum pasar berada dalam suasana risk-on," kata Hao Hong, kepala penelitian di BOCOM International.

Tahun ini gambaran permintaan terlihat lebih kuat dengan pertumbuhan investasi. Terutama di sektor infrastruktur yang banyak mengkonsumsi material, tambahnya. Infrastruktur adalah sektor pengguna logam tembaga terbesar terutama untuk pembangunan properti.

China adalah konsumen tembaga olahan terbesar di dunia dengan mengonsumsi 54 persen dari total volume konsumsi tembaga dunia, melansir data Statista. Sehingga permintaan dari China bisa memberi pengaruh positif terhadap harga tembaga.

Di sisi lain persediaan tembaga dunia masih tertekan. Per 17 Maret 2022, persediaan tembaga yang dipantau oleh gudang London Metal Exchange tercatat 77.600 ton, turun 70% dari persediaan tertinggi bulan Agustus.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Siasat Bisnis Es Krim Laris Manis Saat Ekonomi Bergejolak