Perang Kelamaan, Minyak Melonjak di Atas US$ 100/Barel Lagi

Sef, CNBC Indonesia
18 March 2022 06:30
FILE PHOTO: Oil pours out of a spout from Edwin Drake's original 1859 well that launched the modern petroleum industry at the Drake Well Museum and Park in Titusville, Pennsylvania U.S., October 5, 2017. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kembali melonjak Kamis (17/3/2022) malam. Ini terjadi di tengah kekhawatiran akan perang Rusia dan Ukraina menganggu pasokan energi dari Moskow.

Setelah turun di bawah US$ 94/barel di awal pekan ini, minyak mentah Brent melonjak 9% ke US$ 107 per barel. Sementara West Texas naik 8% ke US$ 102,65 per barel.

"Suasana telah sedikit gelap," kata Wakil Presiden energi berjangka di Mizuho Securities, Robert Yawger, dikutip CNN Business.

"Sepertinya ini akan menjadi situasi yang berlarut-larut," tegasnya lagi.

Hal sama juga dikatakan analis minyak AS di Kpler, Matt Smith. Semakin lama perang, ia berujar semakin besar encaman terhadap alisan minyak Rusia.

"Mengingat tindakan Putin belakangan ini, kita seharusnya tidak terlalu berharap," tegasnya.

Sebelumnya, Badan Energi Internasional memperingatkan produksi minyak Rusia dapat berhenti 30% dalam beberapa minggu. Dunia diyakini akan berpotensi diserang krisis pasokan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Usai Serangan Iran ke Israel, Harga Minyak Dunia Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular