Merpati dan 3 BUMN Ini Akan Dibubarkan Erick Thohir

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
Kamis, 17/03/2022 16:03 WIB
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah BUMN yang akan ditutup pemerintah dipastikan terus bertambah. Menteri BUMN Erick Thohir menyebut saat ini pengkajian ihwal rencana penutupan beberapa BUMN sedang dilakukan jajarannya.

Pernyataan ini disampaikan Erick usai mengumumkan penutupan 3 BUMN yaitu PT Kertas Kraft Aceh, PT Iglas, dan PT Industri Sandang Nusantara. Menurutnya, masih ada 4 BUMN lain di bawah kelolaan PT Perusahaan Pengelola Aset atau PPA dan PT Danareksa (Persero) yang akan dibubarkan.

"Kalau ini (BUMN) bukan bagian bisnis model yang kami konsolidasi, tentu kami terbuka untuk perusahaan seperti ini dibubarkan. Kami juga sedang review perusahaan lain, dari 7 kemarin masih ada 4 lagi. Tetapi apakah hanya terbatas ini? Tidak. Kami juga sudah menutup anak cucu perusahaan BUMN yang jumlahnya 800 mungkin sekarang sudah ada 51. Menyusul nanti banyak lainnya," kata Erick dalam konferensi pers, Kamis (17/3/2022).


BUMN yang akan ditutup di antaranya PT Merpati Nusantara Airlines, PT Kertas Leces, PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (PANN), dan PT Istaka Karya. Kementerian BUMN memastikan pengurangan jumlah perusahaan pelat merah dan anak-cucunya tidak akan mengurangi keuntungan dari BUMN.

Erick berkata, konsolidasi BUMN dilakukan demi mendorong sebanyak-banyaknya pendapatan untuk negara agar program pemerintah bisa terlaksana dengan baik. Selain itu, konsolidasi dilakukan untuk mendukung masyarakat pada situasi pangan, energi, dan ketidakpastian rantai pasok seperti sekarang.

"Kita harus lakukan itu karena tak mungkin pemerintah hanya mendapat pemasukan dari pajak saja. Kontribusi kami hampir Rp 377 triliun di 2020, di 2021 lagi dihitung, dan ini bagian dari dividen, pajak, bagi hasil. Ini kami lakukan supaya negara kita dalam situasi global yang tidak pasti ini punya fondasi neraca keuangan yang kuat," tuturnya.

Dia juga menyebut ke depannya Kementerian BUMN akan terus memastikan penambahan modal untuk perusahaan pelat merah dilakukan secara tepat dan efektif. Menurutnya, investasi negara kepada BUMN kini dalam kondisi sehat.

"Jadi kalau ada pihak-pihak yang bilang utang BUMN besar, ya memang. Itulah kenapa di bawah kementerian kami rapikan mana utang yang produktif dan koruptif, yang koruptif kita sikat. Tapi valuasi dari BUMN yang sehat jauh sekarang, dan terus kita genjot karena akan makin banyak perusahaan BUMN go public dan ini bagian dari transparansi dan profesionalisme," katanya.

Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi mengatakan terkait empat BUMN, dua di antaranya termasuk Merpati dan Istaka, sudah ada perjanjian homologasi. 

"Karena sudah ada perjanjian homologasi maka kita harus ikuti proses peradilan tapi ujungnya kita akan melakukan pembubaran keempat BUMN itu," ujar Yadi.

"Intinya yang dikatakan Pak Yadi untuk sisa 4 BUMN lain masih berproses," kata Erick. 


(vap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi