IHSG Konsisten Melaju di Zona HIjau, Akhiri Sesi 1 di 6.950

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
16 March 2022 12:11
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (16/3/2022), di tengah antisipasi investor atas kebijakan moneter nasional.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di 6.950,473 atau lompat 32,288 poin (+0,47%) pada penutupan sesi satu. Sebanyak 304 saham menguat, 209 lain melemah, dan 159 sisanya flat.

Nilai perdagangan tercatat senilai Rp 8 triliunan dengan melibatkan 15 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 832 ribuan kali. Investor asing masih mencetak pembelian bersih (net buy), senilai Rp 657,92 miliar.

Saham yang mereka buru terutama PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 165,2 miliar dan Rp 135 miliar. Keduanya bergerak berlawanan arah di mana BBCA turun 0,61% ke Rp 8.100 sementara BBNI lompat 2,48% ke Rp 8.275/saham.

Sebaliknya, saham yang masih dilego terutama adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 61,6 miliar dan Rp 31,9 miliar. Keduanya juga bergerak berlawanan arah, dengan reli BMRI sebesar 2,25% ke Rp 7.950 sementara MDKA drop 2,36% ke Rp 4.130/unit.

Nilai transaksi terbesar dibukukan BMRI dan BBRI dengan nilai perdagangan masing-masing sebesar Rp 763,1 miliar dan Rp 603,9 miliar. BBCA menyusul dengan total nilai perdagangan Rp 480,6 miliar.

Investor mengantisipasi Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level 3,5% dalam dua hari ini.

Posisi tersebut menciut dari defisit dagang pada Januari 2022 yang mencapai JPY 2.191,1 miliar. Defisit dagang pada Januari tersebut sekaligus menandai penurunan perdagangan bulan keenam berturut-turut dan angka terbesar sejak Januari 2014.

Beralih ke Amerika Serikat (AS), pada pukul 19.30 WIB, akan ada rilis penjualan ritel per Februari 2022. Konsensus pasar memprediksi, penjualan ritel Februari akan tumbuh 0,4% secara bulanan (mom).

Pada Januari, penjualan ritel Negeri Paman Sam tersebut melompat 3,8% mom. Tertinggi dalam 10 bulan terakhir. Asal tahu saja, data penjualan ritel AS adalah indikator utama pengeluaran konsumen. Ini menyumbang sebagian besar kegiatan ekonomi AS secara keseluruhan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular