Batu Bara Sempat Nyaris US$ 500/Ton, Begini Ekspektasi BUMI

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Selasa, 15/03/2022 11:50 WIB
Foto: Detikcom/Dikhy Sasra

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) optimistis target produksi batu bara tahun ini akan tercapai, terutama di tengah harga batu bara yang masih membubung tinggi.

Pada perdagangan Senin (14/3/2022), harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup pada level US$ 336,15 per ton.

Direktur BUMI Dileep Srivastava mengatakan, perseroan tidak akan mengubah target produksi tahun ini, dengan volume berkisar 85 - 90 juta ton pada tahun ini.


"Estimasi tersebut lebih besar dengan target 2021 silam yang besarannya 78 - 80 juta ton, naik 8% hingga 10%," jelas Dileep kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (15/3/2022).

Dileep meyakini pihaknya dapat meningkatkan volume produksi dengan kualitas yang lebih tinggi di tahun ini. Meskipun di awal tahun sudah banyak hambatan-hambatan yang dihadapi.

Hambatan yang dimaksud yakni tensi geopolitik Rusia dan Ukraina, yang membuat harga, pasokan, dan permintaan batu bara menjadi tidak menentu. Tapi di sisi lain, perseroan juga menghadapi hujan lebat (fenomena La Nina) sejak Desember 2021, sehingga berdampak pada produksi yang belum optimal.

"Pasokan batu bara terbatas, sementara permintaan batu bara meningkat di seluruh dunia. Sayangnya produksi tidak dapat dilakukan secara bertahap," ujarnya.

Kendati demikian, saat ini prioritas perseroan terus berlanjut untuk mensuplai kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu, khususnya PLN untuk menjaga pasokan listrik domestik dan memprioritaskan ini sebelum mengekspor.

Oleh karena itu yang terpenting kata Dileep saat ini adalah untuk memasok, bukan untuk meningkatkan kapasitas.

"Karena harga batu bara kemungkinan pasti akan lebih rendah tahun ini," ujarnya.

Dia mengungkapkan, harga jual rata-rata batu bara perusahaan memang terus meningkat sejak 2020. Pada 2020, harga jual rata-rata batu bara BUMI mencapai US$ 47 per ton, lalu naik menjadi US$ 65-66 per ton pada 2021, dan pada Januari-Februari ini harga jual rata-rata telah meningkat lagi menjadi US$ 85-90 per ton.

Dengan kondisi harga batu bara yang terus melonjak, terutama sejak serangan Rusia ke Ukraina, pihaknya memperkirakan harga rata-rata ekspor batu bara BUMI bisa berada di kisaran US$ 140 - US$ 150 per ton.

"Kami perkirakan harga batu bara masih tetap tinggi di jangka menengah," ujarnya.

Perlu diketahui, harga batu bara sempat mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa pada Rabu (02/03/2022) di level US$ 446 per ton. Meski kini harga cenderung menurun. Harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) selama sebulan masih tercatat naik 50,7% dan 301,94% selama setahun.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Emiten Batu Bara Amankan Ekspor Saat Harga Mendingin