Harga Minyak Ambrol, Saham Produsennya Terjungkal Berjamaah
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten minyak & gas (migas) beramai-ramai terjungkal ke zona merah pada awal perdagangan ini, Selasa (15/3/2022). Para investor masih terus melakukan aksi jual saham tersebut setelah sempat melesat di tengah lonjakan harga minyak beberapa waktu lalu.
Berikut saham-saham migas yang memerah pagi ini, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.55 WIB.
Medco Energi Internasional (MEDC), turun -5,04%, ke Rp 565/unit
Rukun Raharja (RAJA), -3,21%, ke Rp 181/unit
Energi Mega Persada (ENRG), -2,13%, ke Rp 138/unit
Elnusa (ELSA), -1,40%, ke Rp 282/unit
Radiant Utama Interinsco (RUIS), -0,97%, ke Rp 204/unit
AKR Corporindo (AKRA), -0,63%, ke Rp 790/unit
Menurut data di atas, saham MEDC menjadi yang paling ambles, yakni minus 5,04%, usai merosot 6,30% pada Senin kemarin (14/3).
Sebelum ke harga saat ini, saham MEDC sempat menyentuh Rp 690/unit pada Senin pekan lalu (7/3).
Saham RAJA juga turun 3,21% ke Rp 181/unit. Dalam sepekan saham ini anjlok 8,59%. Sebelumnya, pada 4 Maret lalu, saham RAJA sempat berada di Rp 210/unit.
Saham ENRG dan ELSA juga masing-masing turun 2,13% dan 1,40% pagi ini.
Sementara, harga minyak dunia ambruk pada perdagangan pagi hari ini. Sejak pekan lalu, harga si emas hitam sedang dalam tren turun.
Pada Selasa (15/3/2022) pukul 06:33 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 106,9/barel. Ambles 5,12% dibandingkan hari sebelumnya.
Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate harganya US$ 103,01/barel. Anjlok 5,78%.
Harga minyak terus bertahan dalam tren turun sejak pekan lalu. Dalam seminggu terakhir, harga brent dan light sweet ambruk masing-masing 13,96% dan 14,51% secara point-to-point.
Ada beberapa faktor yang membuat harga minyak tergelincir. Satu, harga komoditas ini sudah naik gila-gilaan. Meski sepekan terakhir terkoreksi, tetapi harga brent dan light sweet masih membukukan kenaikan masing-masing 13,65% dan 13,16% dalam sebulan terakhir. Selama setahun ke belakang, harga masih naik 53,91% dan 56,11%.
Oleh karena itu, keuntungan yang didapat dari kontrak minyak (jika sudah dimiliki dalam waktu lama) lumayan menggiurkan. Cuan ini akan membuat investor ngiler, sehingga pada suatu saat pasti akan dicairkan. Risiko tekanan jual akan terus membayangi minyak jika masih ada keuntungan yang dijanjikan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf)