Harga Minyak Kian Jinak, Dow Jones Dibuka Melesat 300 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
14 March 2022 22:07
wall street
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melesat pada perdagangan Senin (14/3/2022), menyusul anjloknya harga minyak mentah dunia di tengah ekspektasi Ukraina dan Rusia bakal bernegosiasi untuk mencapai perdamaian.

Indeks Dow Jones Industrial Average lompat 339 poin (+1%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi 413,51 poin (+1,26%) ke 33.357,7. S&P 500 tumbuh 38,67 poin (+0,92%) ke 4.242,98 dan Nasdaq bertambah 39,39 poin (+0,31%) ke 12.883,2.

Reli terjadi setelah harga komoditas dunia agak melemah. Saham perusahaan energi pun berguguran, seperti Devon Energy yang anjlok nyaris 10%, sementara Occidental Petroleum terbanting 7%.

Harga kontrak berjangka (futures) minyak mentah acuan dunia yakni Brent anjlok 7,4% ke US$ 104,34/barel. Sementara itu, harga acuan AS untuk minyak West Texas Intermediate (WTI) turun ke bawal level psikologis US$ 100 atau menjadi yang pertama kali sejak 24 Februari.

Di sisi lain, harga futures emas terpelanting 1,4% menjadi US$ 1.957,6/ons dan paladium terkapar 15,7% menjadi US$ 2.357,5/ons sehingga membentuk kinerja harian yang terburuk sejak Maret 2020.

"Pergerakan harga komoditas akhir-akhir ini cenderung ekstrim dan jika pola pergerakan itu bertahan dalam waktu yang lama, efek kerusakan ekonomi yang ditimbulkan bisa signifikan, tapi kami masih tak percaya bahwa resesi bisa muncul," tutur perencana investasi JPMorgan Mislav Matejka seperti dikutip CNBC International.

Wall Street juga memantau perkembangan perang Ukraina-Rusia di mana delegasi kedua negara dijadwalkan bertemu kembali untuk membahas peluang gencatan senjata dan penarikan mundur tentara Rusia.

Pertempuran pecah di sekitar ibu kota Ukraina, yakni Kyiv. Sanksi ekonomi yang dijatuhkan Blok Barat tak cukup untuk menghentikan agresi Rusia yang dilakukan dengan dalih mencegah ancaman ekspansi militer Blok Barat tepat di perbatasannya.

Pasar juga memantau arah kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan menaikkan suku bunga acuan AS (Fed Funds Rate) sebesar 25 basis poin (bp) pada Rabu nanti. Investor juga memperhatikan proyeksi The Fed atas inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS

Dari China, kabar menakutkan muncul berupa lonjakan kasus Covid-19 di Shenzhen-kota hub manufaktur terbesar di China-yang memicu penutupan pusat-pusat bisnis non-esensial sembari memberlakukan tes skala nasional.

Di sisi lain, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar melesat, hingga 8 bp ke 2,092%. Kenaikan yield mengindikasikan harga yang tertekan karena permintaan aset minim risiko, yakni obligasi pemerintah, menurun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular