
Penjualan Logam Timah TINS Turun 52% di 2021, 2022 Gimana?

Jakarta, CNBC Indonesia - BUMN tambang PT Timah Tbk (TINS) membukukan penjualan logam timah sebesar 26.602 metrik ton pada 2021, atau turun 52% dari tahun sebelumnya sebesar 55.782 metrik ton.
Berdasarkan siaran pers perseroan yang dirilis Senin (14/3/2022), rerata harga jual logam timah melesat 89% menjadi US$ 32.619 pada tahun lalu.
Produksi bijih timah tahun 2021 sebesar 24.670 ton Sn atau turun 38% dari tahun sebelumnya sebesar 39.757 Ton Sn. Dari total tersebut, 46% berasal dari penambangan darat dan 54% berasal dari penambangan laut.
Sedangkan, produksi logam timah hanya mencapai 26.465 metrik ton atau turun 42% dari 2020 yang sebesar 45.698 metrik ton.
Untuk diketahui, Timah mencetak laba Rp 1,3 triliun pada 2021 dibandingkan dengan rugi Rp 341 miliar pada 2020.
"Melesatnya harga komoditas timah di pasar internasional menjadi sebuah kesempatan istimewa bagi perseroan. Karena dengan biaya produksi yang rendah, perseroan mampu menjual komoditasnya di harga yang signifikan," ungkap manajemen Timah dalam siaran pers, Senin (14/3/2022).
Manajemen Timah optimistis pada tahun-tahun berikutnya, kinerja perseroan mampu lebih baik didukung oleh pemanfaatan teknologi penambangan yang lebih berkualitas dan berbiaya rendah.
"Pemanfaatan teknologi Ausmelt yang akan beroperasi pada semester kedua tahun ini diharapkan mampu menekan biaya produksi pembuatan logam timah. Sehingga, profitabilitas perseroan akan semakin cemerlang di tengah iklim usaha yang semakin kompetitif," ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS M. Krisna Sjarif.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 27 Tahun Melantai, TINS Apa Kabar?