IHSG Bertahan di Jalur Hijau, Ditutup Naik 0,28% di Sesi 1
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di teritori positif pada penutupan perdagangan sesi pertama Senin (14/3/2022), di tengah ekspektasi tercapainya perdamaian di tengah krisis Ukraina.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG dibuka di 6.949,206 atau naik 0,28% pada pembukaan pagi, dan berakhir di 6.954,522 atau lompat 31,92 poin (+0,46%) pada penutupan sesi satu. Sebanyak 270 saham menguat, 245 lain melemah, dan 160 sisanya flat.
Nilai perdagangan tercatat senilai Rp 8 triliunan dengan melibatkan 13 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 876 ribuan kali. Investor asing kali ini mencetak pembelian bersih (net buy), senilai Rp 455,72 miliar.
Saham yang mereka buru terutama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 532,2 miliar dan Rp 254,3 miliar. Keduanya menguat masing-masing sebesar 2,5% ke Rp 4.510 dan 1,26% ke Rp 8.050/saham.
Sebaliknya, saham yang masih dilego terutama adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 89,7 miliar dan Rp 42,7 miliar. Keduanya bergerak berlawanan arah, dengan reli BMRI sebesar 1,63% ke Rp 7.775 sementara ADRO drop 4,67% ke Rp 2.860/unit.
Nilai transaksi terbesar dibukukan BBRI dan ANTM dengan nilai perdagangan masing-masing sebesar Rp 532,2 miliar dan Rp 476,6 miliar. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menyusul dengan total nilai perdagangan Rp 378,1 miliar.
Pasar menyambut positif perkembangan yang ada terkait dengan perang Ukraina-Rusia, di mana kedua belah pihak akan kembali bertemu untuk negosiasi syarat perdamaian atau gencatan senjata, di mengah makin meningkatnya tekanan Blok Barat terhadap ekonomi Rusia.
Dari dalam negeri, pasar akan memantau rilis data ekonomi besok yakni data neraca perdagangan Februari 2022. Data neraca perdagangan pada bulan sebelumnya tercatat surplus sebesar US$ 930 juta, di mana nilai ekspor mencapai US$19,16 miliar naik 25,31% secara tahunan. Nilai impor mencapai US$18,23 miliar naik 36,77% dari Januari 2021.
Pemberlakuan Domestic Market Obligation (DMO) minyak kelapa sawit Indonesia yang mewajibkan produsen dalam negeri menjual yang tadinya hanya 20% menjadi 30% dari minyak kelapa sawit untuk kepentingan dalam negeri dinilai masih positif untuk mengendalikan gejolak harga dan tekanan inflasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)