
Investor Masih Wait and See, Dow Futures Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Kamis (10/3/2022), di mana mayoritas indeks telah menguat tajam kemarin dan harga komoditas turun.
Kontrak futures indeks Dow Jones turun 235 poin (-0,7%). Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi yang masing-masing sebesar 0,64% dan 0,85%.
Saham Amazon meroket lebih dari 6% di beberapa jam setelah perdagangan ditutup setelah mengumumkan investor akan menerima 20 saham untuk setiap satu unit saham yang dimiliki saat ini dan pembelian kembali saham senilai US$10 miliar. Saham CrowdStrike reli lebih dari 13% setelah beberapa jam melaporkan kinerja keuangan.
Kemarin di pasar reguler, indeks Dow Jones naik 653,61 poin atau naik 2%. Indeks S&P 500 melonjak 2,6% yang menjadi kenaikan tertinggi harian sejak Juni 2020. Indeks Nasdaq naik 3,6% yang menjadi kenaikan tertinggi harian sejak November 2020.
Pergerakan tersebut dipicu oleh harga minyak yang turun setelah sempat di perdagangkan dengan level tertinggi karena perang antara Rusia dan Ukraina. Harga minyak acuan West Texas Intermediate (WTI) turun lebih dari 12% yang menjadi penurunan harian terburuk sejak November dan harga acuan minyak internasional jenis Brent merosot 13% yang menjadi penurunan terburuk sejak April 2020.
Komoditas lain yang telah melonjak secara signifikan sejak perang di Ukraina juga menurun, termasuk perak dan gandum. Investor masih cemas akan dampak harga yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Reli di hari Rabu (9/3) di pasar saham sangat luas, di mana 9 dari 11 sektor berada di zona positif dan sektor teknologi menjadi pemimpin kenaikan. Kenaikan di perusahaan Big Tech seperti Meta dan Alphabet mendorong mayoritas saham lain.
"Situasi ini seperti tipikal situasi dengan volatilitas yang tinggi di mana kita akan dapat gejolak buruk di kedua arah. Reli yang terjadi mungkin adalah cara terbaik untuk menggambarkan apa yang terjadi di pasar, tidak mengejutkan saya melihat pergerakan countertrend (langkah trader mengantisipasi pembalikan harga dengan membuka posisi trading berlawanan dengan mayoritas market) yang sangat tajam," tutur Ketua Strategi Perencana Charles Schwab Liz Ann Sonders dikutip dari CNBC International.
Investor masih menunggu rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) di Februari yang akan dirilis hari ini pagi waktu setempat. Analis memprediksikan angka inflasi naik 0,7% di Februari atau di 7,8% secara year-to-date, jika mengacu kepada prediksi analis Dow Jones.
Data pengangguran mingguan akan dirilis hari ini. Selain itu, laporan kinerja keuangan akan dirilis oleh Oracle, Ulta Beauty, dan Rivian.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Akhirnya Perang! Siap-siap Wall Street Jeblok Nih